Love In The Rain

Love In The Rain
...di tempat ini, hujan dinanti setiap hari...

Sabtu, 15 Desember 2012

Tersesat

Bayanganmu masih lekat.
Menempel erat dalam satu ruang bernama ingat.
Diantara kita menjulang tinggi dinding yang tak terlihat.
Di baliknya ada kebersahajaan yang amat memikat.
Masih tersimpan rapi segenggam kenang yang terikat.
Pada kepulan kabut rindu yang tecekat.
Kemudian di sebuah malam yang kian pekat.
Tanpa disadari kita telah terpisah oleh sekat
yang tak pernah kita maksudkan untuk terbuat.
Lalu, aku dan kamu tak lagi dekat.
Dan cinta, bukan lagi makanan jiwa yang paling lezat.

Jatuh hati bukan lagi tentang aku dan kamu,
aku tersesat.

Rabu, 28 November 2012

Universe Didn't Oppose

Universe Didn't Oppose!
Menyenangkan.
Arus sungai itu kamu, membawa aku kemana kamu mau,
anehnya, aku tidak peduli kemana kau akan membawaku
aku hanya mengikuti, menikmati.
Bersamamu, hanya ada hari ini.
Aku tidak mengingat kemarin maupun besok.
Aku belajar mensyukuri hal-hal kecil yang terjadi disekitar
yang biasanya tidak pernah kusadari.
Kamu adalah apa yang aku syukuri di setiap kesederhanaanku.

Entah sejak kapan, merindukanmu menjadi sebuah candu.
Cinta? Entah. Aku tidak mengerti artinya.
Lagipula aku tidak mengurusi hal-hal bodoh dan retoris seperti itu.
Jikapun ini cinta, aku hanya ingin ini menjadi cinta monyet.
Kenapa?
Cinta orang dewasa itu rumit.
Dan sungguh diatas segala kerumitan, aku begitu mencintai kesederhanaan.

Mari menyayangi dengan sederhana.
Hanya ada aku kamu.
Tidak ada cinta agama orang tua batas,
hanya ada kita.
Mereka? mereka tidak benar-benar tahu, mereka hanya pura-pura merasa tahu.
Ah aku juga benci kepura-puraan. Kamu juga kan?
Sudahlah, akhiri omong kosong ini.
Persetan dengan dunia (dan) mereka.

...jika bahagia bersamamu merupakan sebuah kesalahan, maka biarkan semesta yang membenarkan...

Hujan, 27 November 2012.
Kepada pemilik nama dalam paragraf pertama, 
terimakasih untuk tetap menulis takdir bersamaku tanpa rasa takut.

Yang Terkuatpun Berhak untuk Berdarah

Tangis membahasa, teriak membahana, luka menjadi raja raja.
Tidak lagi aku menahan segala.
Tidak lagi sembunyi dibalik tawa.
Luka tidak pernah menjadi sebuah pilihan,
ia adalah konsekwensi dari segala apa yang telah dipilih sebelumnya.

Karena menjadi yang terkuat merupakan sebuah pilihan yang ku buat, maka berdarah dan merasa sakit atas luka yang kau buat adalah segala yang menjadi hakku.

...karena yang terkuatpun, berhak untuk berdarah...

No(lo)vember, 2012.

Minggu, 18 November 2012

Alhamdulillah List

Alhamdulillah List ini urutannya random aja ya?
  1. Alhamdulillah masih dipercaya sehat buat nulis Alhamdulillah list ini.
  2. Alhamdulillah udah dikasih obat yang manis sama Tuhan, semoga lekas sembuh!
  3. Alhamdulillah udah bisa nyelesein beberapa cerpen walaupun pembacanya belum seberapa.
  4. Alhamdulillah keluarga sehat dan masih bisa cerewetin aku. ^^
  5. Alhamduillah punya temen-temen yang selalu dukung apapun yang aku lakuin dan terima aku apa adanya tanpa pernah mengurui.
  6. Alhamdulillah masih diijinin ngelakuin semua yang aku suka dan dikasih kebebasan yang bertanggung jawab.
  7. Alhamdulillah wishlist taun kemaren tercapai lebih dari sebagian.
  8. Alhamduillah punya Tuhan dan semesta yang super keren, yang udah mempertemukan aku dengan potongan puzzle ku dengan cara dan jalan yang istimewa. :)
Alhamdulillah
Alhamdulillah
Alhamdulillah
Semoga Alhamdulillah list ini hanya akan berhenti di angka 8. 

Figure 8 that is tilted 90 degrees.
Amen. 

Purwokerto.
November, 2012. 

Jumat, 16 November 2012

Musuh dalam Ingatan

"Membenci seseorang itu seperti minum racun sembari berharap musuhmu yang akan mati".


Tak perlu membencinya sebesar itu,
dulu ia pernah menjadi yang enggan kau lalu, menjadi yang kau mau.
Aku bukan tidak percaya padamu
hanya saja waktu terus menerus memberitahuku
agar aku tetap terjaga, dan tak terbunuh masalalu
Apakah dia masih begitu berarti untukmu hingga masih saja kau luangkan sudut hatimu untuk membencinya begitu?


Adakah dia yang masih kau simpan dalam kotak pandora?
yang kau enggan hadirnya, namun tetap kau kenang sebagai yang paling melukakan.
Aku tidak ingin menjadi obat bagimu, yang menyembuhkan lukamu, kemudian kau tinggalkan saat luka itu kering.
Dia lah sebenar-benarnya obat yang akan menyembuhkanmu.
Biarkan dia menyembuhkan luka yang ia buat sendiri,
Sedangkan disini aku, menunggu kau sembuh dan mencintai lagi dari awal.
Karena setelah sembuh, kau tak memerlukan obat itu.
Karena setelah sembuh, kau hanya membutuhkan seseorang yang mau merawat dan menerima bekas luka yang kau punya.
Karena setelah sembuh, kau hanya membutuhkan aku.

Dalam keterbatasan bahasa,
diatas semua cinta yang pernah kau curah untuknya
aku memilih diam diantara.

Kini, demi segala yang pernah terjadi,
Bencilah!
Benci dia sebesar yang kau mau.
sebesar kau mencintainya dulu.
sebesar kau membenci dirimu.
sebesar kebencian itu sendiri.
Biarkan benci meracunimu dan mengurangi jumlah oksigen dalam parumu.

Pada akhirnya aku akan memelukmu dan berbisik,
maafkan dirimu, sudah sepantasnya kau melupakan yang melukakan.


"Jika masih dia yang membuat hujan turun dari matamu
Biarkan aku menumbuhkan pelangi mesti dengan nadiku.."

Purwokerto,
November, 2012.

Minggu, 28 Oktober 2012

That I see God in you, what should I do?


you are my heaven, your are my passion
you are my wish, you are the peace of my soul
you are the coldness and the calmness of my eyes, 
you are the heartbeat of my heart
my head is bowing down in your worship, 
what kind of distance is this, what helplessness
i have touched you with my eyesight
sometimes your fragrance, sometimes your talks
without demanding i have got this world
you are the light of my heart, you are the treasure of my lives
whenever you come, it teases me
by teasing, your shadow kisses me
when you smile, when you shy
it seems like my god is dancing
you are my progress.
i don't know anything else, i know only this
that i see god in you, what should i do?

Jumat, 26 Oktober 2012

Maaf Dari Masalalu

Aku merindukan kamu, seseorang yang pernah sangat berarti di hidupku.
Kamu adalah sumbu dari segala insprasi yang mengalir terus menerus.
Kamu pernah menjadi yang sangat aku inginkan hadirnya dikala luka menjadi mahkota.

Sampai kemudian engkau menjelma menjadi sosok yang tidak kukenal, yang membenciku dengan segenap jiwamu.
Entah darimana kau dapat benci itu, mungkin karena aku yang jahat tak mempercayai cinta yang sempat kau tawarkan. Atau mungkin karena kau memperdayai kita yang terlalu naif menghadapi takdir.

Aku takut merusak apa yang semesta telah rencanakan dalam ikatan persahabatan kita.
Bodohnya, aku tidak menyadari bahwa justru sikapkulah yag pada akhirnya menghancurkan segala yang tak pernah ada.

Kita adalah semu.
Aku tetap merindukan kamu, sebagai sahabat yang pernah kupunya.
Aku tetap merindukan kamu, sebagai cinta, yang tak pernah terjadi.
Demi benci yang semula menjadi takdir kita, kau hadirkan cinta yang seharusnya bukan kita.
Lantas kita menjadi hal yang paling sia-sia.

Kamis, 11 Oktober 2012

MATI

: Theodore

di kedalaman senyummu aku tersedak cinta. menyulam satu demi satu bahagia yang mulai genap saat aku dan kau tertawa bersama. kita begitu terlena hingga berhenti bersikap waspada pada luka yang sebenarnya masih menganga, siap menelan bahagia yang kita punya.
tiba-tiba saja, tanpa pertanda kau akhirkan aku yang mulanya kau awalkan. dunia dalam genggam tanganku merosot jatuh porak poranda. aku jatuh luka. pada cinta yang pura-pura. aku binasa.
Ini seperti kau tuangkan racun kedalam madu yang telah susah payah aku simpan lalu kau paksa aku untuk meminumnya dan membaginya bersama orang-orang yang berharga untukku.
kau bunuh aku. berkali-kali.
aku telah mati. pada hati.
Theodore, semoga tidak lagi ada hati yang kau khianati.

Senin, 08 Oktober 2012

Awalan

redup, biru, terang, coklat, angin, hilang, datang, tiga, lupa, kamu.


Hari ini aku pulang dengan bis malam, meninggalkan kota dengan sejuta kenang. Disebelahku duduk seorang wanita paruh baya dengan make-up tebal dan parfum yang menyengat hidung. Semestinya dengan suasana hati yang porak poranda seperti sekarang, dihalalkan untukku memaki dan menendang perempuan ini dari sampingku. Tapi tentu tidak kulakukan, ini bukan salahnya. Mungkin dia hanya sedang berusaha tampil cantik. Mungkin dia tidak mengetahui aku sedang patah pada hati yang selalu menolak lupa. Memang menyakitkan, sebesar apapun masalah kita, orang-orang lain akan tetap berjalan maju, tanpa memedulikan kita yang ada di belakang. Meski kadang beberapa diantara mereka mengatakan "aku tahu rasanya menjadi kamu." Mereka tidak pernah benar-benar tahu. Karena bekas lukanya, tidak ada pada mereka. Tidak.
Bus sudah gelap, perempuan di sebelahku sudah terlelap. Begitu gelapnya malam ini membuat aku tidak bisa melihat keluar jendela, padahal sebenarnya di luar ada pemandangan untuk dilihat. Gelapnya malam ini, mirip hubunganku denganmu dulu, hubungan kita bisa begitu gelap padahal kita berdua tahu , seandainya bulan muncul dan lampu lebih diterangkan, maka kita bisa melihat pemandangan bagus.
Kata Plato; "gelap itu tidak ada, yang ada hanyalah kurang cahaya."
Mungkin kita sudah meredup.
Pada hati.
Pada perasaan yang sekarat dan kemudian mati diam-diam.
Cinta yang datang tanpa diduga seperti angin, pada akhirnya hilang dan hanya mampu dikenang.
Rupanya semalaman aku tertidur.  Saat terbangun, pagi telah datang dan langit terlihat biru cerah tanpa awan. Sehelai daun berwarna cokelat, terbang jatuh melewati jendelaku. Perempuan disampingku telah bangun dan menyerocos pada penumpang di bangku depan yang memundurkan kursi karena terlalu penat.
Pemandangan jadi jelas di luar, bulan sudah tidak terlihat lagi.
Ku hitung sampai tiga, kemudian kamu menjadi tiada seperti pada awal mula.
Sampai jumpa lagi, mungkin di dalam cerita yang lain.

Purwokerto, 8 Oktober 2012. Hari baru.

Menunggu.

kuning, miniatur, bis, bingung, cet, bagus,kapan, merek, eropa, jepang.
  
Kue kuning di ujung jendela hampir habis. Tidak kusadari hari ini rindu telah melahapnya tanpa ampun. Di balik jendela dengan cat terkelupas, aku masih menunggu kamu yang entah kapan bisa kutemu. Suara bis malam menderu pelan dibawah sinar bulan. Aku masih bertahan, berharap entah di benua apapun kamu, di belahan bumi bagian manapun, kita masih melihat bulan yang sama. Bulan yang selalu datang menggantikan kue kuning kita di ujung jendela.
Sudah ratusan hari kulalui hari tanpa sekecap pun kabar darimu. Di balik jendela aku masih terus menunggu dalam bingung. Ribuan kendaraan bagus dengan merk ternama lalu lalang di bawah apartemen ini, tiap hari aku melihatnya dibalik jendela kita, membayangkan semua mobil itu adalah miniatur yang Tuhan ciptakan dikala iseng, untuk kemudian dihancurkan dikala bosan. Sama seperti kita yang dipersatukan kemudian dipisahkan.
Tuhan maha humoris, itu katamu dua tahun lalu. Saat dimana kita sedang bahagia-bahagianya. Pertama kali kau menghadiahiku apartemen ini, di lantai 9 sesuai dengan angka favorit kita, dengan jendela yang terus menerus menyuguhiku potret-potret senja. Serta ribuan benda angkasa yang gemerlap kala malam tiba.
Setahun kemudian, kamu pamit. Memintaku menunggu. Entah ada di dunia bagian manapun kamu. Di Eropa atau di Jepang. Aku masih tetap menunggu kamu yang mungkin sudah menjadikanku masalalu. Sesuai katamu tahun lalu.

Purwokerto, 8 Oktober 2012

Minggu, 07 Oktober 2012

Biarkan

biarkan aku menjadi yang lalu bagimu jika ternyata itu lebih mendekatkanku pada hatimu.
biarkan aku menjadi yang pernah untukmu jika hanya itu yang bisa kulakukan untuk bertahan di kepalamu.
biarkan aku datang di mimpi-mimpi terburukmu jika mimpi indah tak pernah kau izinkan untuk kusinggahi.
biarkan aku menjadi apa yang paling kau enggan hadirnya, sekaligus yang tak mungkin kau hindari hadirnya dalam ruang rindumu.
biarkan kita hanya akan menjadi lembaga yang kuciptakan dalam ruang masadepanku sendiri.

tutup saja hatimu...

 Purwokerto, 2012

Hari Hujan

hari hujan, dan masih kamu dalam ingatan
tidak semua yang ku ingat menguatkan
tidak segala yang luka menjadikanku buta
mungkin aku yang terlalu peka hingga membuatmu jera

hari hujan, dan masih kamu dalam kenangan.
ingatan yang menyimpan kenang sebagai peluru
dari segala yang menjadikanmu menjauh terburu

akulah seluruh bintang, katamu tahun lalu
kemudian kau mengejar semesta yang tak pernah ku tahu itu apa

hari hujan , dan tidak lagi kamu dalam pelukan.

Jogjakarta.
Oktober, 2012. 

Selasa, 14 Agustus 2012

Mewakili

#1
Jika rindu ini nyata, mengapa bukan bahagia yang kurasa?
Justru resah dan gelisah yang membawaku pada gundah dibatas lelah.
Aku hanya tau ada hati yang kujaga untukmu.

Rindu yang begitu telak menusuk di kesendirianku.
menuntunku pada satu wajah yang kubingkai dalam hati, wajahmu.

Entah ini nyata atau semu,
akupun tak pernah tahu.

Demi dekap yang kutuju, rindu tak juga saling bertemu.


#2
Izinkan ini menjadi nyata jika bahagia menjadi jembatannya.
Izinkan ini menjadi bahagia jika hatiku dan hatimu masih saling menyapa.

Mungkinkah ada secuil kebahagiaan ketika kehampaan setia kucacah diujung luka yang baru mengering,
hampa yangg mengembus nelangsa dan selalu berakhir dalam genangan kecewa yg memuja siasia.
Mengais pilunya hati,
tergopoh dibilang sedu sedan tangis,
meludah pahit yang kau tinggalkan.

siapa tau disuatu masa bersemi setitik cinta
tanpa tanda tanya
menawar terang yang mewujudkan mimpi tak sekedar dalam damba, semoga.

Purwokerto, 2012

Kamis, 09 Agustus 2012

Untuk Adithyo

Jika sebelumnya kita sering saling melempar kata,
kali itu mungkin kata-kata yang sedang menampar kita.

Kita menertawai kebodohan yang kita sendiri tidak mengetahuinya benar
Menertawai kegetiran masing-masing akan mimpi yang tidak selesai
Menertawai kepengecutan yang kini sama-sama kita sesali

Ya, kali itu tak akan pernah kembali
Kali itu tak akan pernah hadir lagi
Sama-sama dari kita menyadari
Bahwa kemungkinan yang dulu ada, kini tiada lagi

Atas segala yang pernah kumulakan
Segala yang tanpa sadar ku bagikan
Kini mesti kuakhirkan
Dan dengan sadar kunikmati sendirian

Demi segala yang telah, sedang, belum, mungkin dan tak akan terjadi.

I forgive, to forget you..
And I forget to forgive you..
Deal it? 
Lead it!

Jumat, 03 Agustus 2012

Kepada Cinta.

Sadarku makin nyata,
setelah jauh engkau kubiarkan bertahta
hela nafas menjadi milikmu tanpa jeda

Bahwa ternyata,
sampai detik ini aku masih enggan menatap mata
yang membuatku tersengat takluk pada cinta
yang menyulut bahagia seada-adanya

Merapal namamu dari jerit doa
menjadikan cinta yang pada jalannya
mewujud bahagia menjadi nyata
bukan pada rasa yang sia-sia

Untuk kita,
adakah hadirku nyata?

Sabtu, 28 Juli 2012

Langit Abu - Abu.

Kepadamu, aku menyimpan cemburu dan harapan yang dipenuhi ragu tertumpuk pada sederet rasa bernama pilu.
Terlalu banyak sekat yang tak mampu aku buka.
Itu ada pada kita yang bersama tapi tak juga berbagi ruang bernama rahasia.
Lalu, kebersatuan kita hanya memperbanyak sekat yang tak bisa dibuka.
Sekat dimana rongga-rongga pada hati kita sebenarnya membutuhkan pelukan.
Mungkin, garis kita tidak bersinggungan. Jalan kita tidak bersimpangan.
Garisku. Garismu. Jalanku. Jalanmu. 
Ya, aku dan kamu.
Meski disini, diam-diam aku masih menatapmu dengan rindu yang menggebu.
Dengan cinta yang malu-malu.
Aku dan kamu selaksa hujan dan teduh.
Ditakdirkan bertemu, selalu.
Dan tidak pernah tetap menyatu dalam perjalanannya.
Seperti itulah cinta yang kita punya.
Ambigu. Ragu. Seperti langit abu-abu.

Kamis, 28 Juni 2012

Bulan Ke Enam

Kubenci bulan Juni dengan lebih hati-hati.
Sengaja kuberikan sekaligus dua hati
Agar tidak lagi didalamnya aku membunyikan pedih,
menyembunyikan sedih.
Aku mengabaikan angka enam pada kalender bulan,
Aku mengabaikan angka dua puluh enam pada tetes hujan.
kemudian, pada akhir bulan, aku akan melupakannya pelan-pelan.

Selasa, 26 Juni 2012

KARMA

Aku tahu, tidak perlu balas dendam.
Karena saat mendendam, aku seperti minum racun sembari berharap musuhku yang akan mati.
Aku tidak akan melakukan hal bodoh itu.
Aku akan duduk saja disini,
Melihatmu berlari pergi, tersengal, terjatuh, terseok, hingga tertinggal.
ya, kau ditinggalkan oleh dia yang kau tunggalkan kala kau tanggalkan aku dari mimpimu.
Semua terjadi secara perlahan memang.
Dan Tuhan memang baik hati, aku dibiarkannya menonton disini, ditengah hidupku yang monoton.
Demi Tuhan yang maha tunggal dan baik hati.
Aku bernyanyi, menari, dengan muka berseri.
Disini menyambut kembali matahari pagi, dengan gagah meski sendiri.
dan sesuai janji-Nya,
semua terjadi begitu saja, dengan sendirinya.
Nikmati dosamu keparat!

convo

Pencil : You know, Im really sorry.

Eraser : For what? You didn't do anything wrong.

Pencil : Im sorry cause you get hurt because of me. Whenever I make a mistake, you're always there to erase it. But as you make my mistake vanish, you lost a part of yourself. Everytime.

Eraser : Thats true, but I dont mind it. You see, I was made to do this. I was made to help you whenever you do something wrong. Eventhough, one of these days, I know that I will be gone and you will replace me with a new one. Im actually happy with our relation. Dont be sad, I'll be there.

Jumat, 15 Juni 2012

amarah yang menuliskan dirinya.

aku kemarahan dan keramahan yang terendap dalam kata yang tertata
aku emosi yang sarat dengan luka serta cinta yang berkhianat
aku dosa yang tak mengenal pengampunan
aku jerit jerat tangisan semesta pada apa yang nyata
di dalam bayangan seorang pria yang mengepung angan menjebak kenangan
memeluk luka sedekat lengan
aku wujud nyata dari segala kehilangan
masih kepada cinta yang keparat
mengikat udara dengan sangat erat, menjadikan nafas berat tersendat
mungkin lebih mudah untuk sekedar menjadi mayat
ketimbang memiliki raga yang jiwanya melarat
aku resiko dari segala yang pernah
titik tolak dari semua yang indah
seberang kutub imaji tentang kita

dan diatas segalanya, atas nama segala kemunafikkan dan omong kosong,
akulah musuh yang paling nyata.

Kamis, 24 Mei 2012

sepuluh kata.

cinta di sepotong pagi

pagi ini aku terbangun dengan semangat yang baru.
setelah lelah mengerjakan berbagai tugas semalam, aku memutuskan untuk menyegarkan pikiran ku hari ini dengan bersepeda
matahari masih mengintip malu-malu, menghangatkan pagi yang begitu dingin.
ditemani lagu dari grup band kesayanganku, scorpion king.
menaiki sepeda melaju kencang menuju bukit belakang sekolah, melesat berharap angin menerbangkanku seperti layang-layang. aku terbang!
kemudian tak lama setelahnya, sampailah aku pada sebuah tempat. dimana padi menguning dengan perlahan, menyamai warna mentari yang mulai berani.
"Zena!"
dheg! jantungku seakan berhenti berdegup. suara itu, suara yang begitu sering muncul di alam mimpiku. suara yang memanggil namaku.
dialah banyu, seorang dokter hewan yang begitu bersahaja,yang aku kagumi begitu dalam.
matanya selalu bersinar seperti bintang saat ia menceritakan impian-impiannya.
menceritakan begitu ingin nya dia pergi wisata ke pulau komodo, meneliti hewan langka yang kabarnya liurnya dapat membunuh dengan begitu cepat.
"Zena! kenapa melamun? tidak maukah kau menjawab ucapan selamat pagiku?"
aduh. sekali lagi aku bersikap begitu bodoh didepannya. pasti mukaku sudah memerah hingga ke telinga. sungguh, sekali ini aku membenci kulitku yang berwarna putih.
"Eh, Kak Banyu.. se..selamat pagi kak" kataku sambil membetulkan poni yang sebenarnya sudah tepat ditempatnya.
"Ayo pulang sayang, aku sudah membuatkan sarapan untukmu."
ah, masih debar yang sama untuk suamiku tersayang!



melukis kita dalam kata

rumput.
matahari.
senja.
langit.
hujan.

palet warna hijau, pagi pertama.
dibawa atap semesta yang bersampul warna-warna cerah.
jelas tapak-tapak tawa dalam bilik canda.

palet warna kuning, musim panas tahun lalu.
cahaya matahari, bunga, bau rumput. tidur di siang hari, memimpikan
hal uang sama. bahagia yang hanya berjarak sebatas lengan.

palet warna oranye, senja bertudung.
siluet matahari yang perlahan beranjak mendekati cakrawala.
bayangan yang semakin memanjang, dan kemudian menghilang.

palet warna biru, hujan kemarin.
rintik mengiringi jalan pulang, sangat perlahan seolah takut terdengar oleh
riuhnya air yang menggenang dipelupuk mata yang mengenang.

semua warna berdampingan, saling menggradasi satu sama lain, melengkapi ditiap sapuan kuas.
menjadikan diri spektrum warna yang membias, indah dan kekal.
yang kemudian aku dan kau sebut kita.

tuhan bosan dengan yang itu-itu saja.
ia menambahkan palet hitam dan putih dalam diri kita.
menggelapkan segala apa yang indah.
mengaburkan segala apa yang pernah.
membuat yang kuat karena berdua, menjadi lemah karena berpisah.

Selasa, 22 Mei 2012

menjumlah engkau yang menggenapkanku.

  1. berhentilah mengemis seperti kini aku berhenti
  2. mencintai kamu tanpa syarat
  3. meninggalkanmu sendirian tanpa rasa bersalah
  4. adalah apa yang kulakukan dengan segala yang logis
  5. aku puas melihatmu menangis, seperti dulu
  6. aku begitu ingin membuatmu tersenyum hanya dengan keberadaanku
  7. kau meratap, berjanji akan selalu menjadi yang ada
  8. meskipun luka menjadi konsekuensi dari segala
  9. kesombonganmu mencintaiku, kau mengatakan
  10. cinta yang kian hari kian besar
  11. memenuhi dadamu dan menyesakkanmu
  12. aku sangat yakin
  13. kau benar-benar tersiksa sekarang karena
  14. cinta itu tak pernah luntur sedikitpun
  15. dari hatimu,  dan menjadi sesuatu yang amat berkuasa
  16. atasmu.
  17. setelah kau merasakan dingin dan kesepian
  18. yang ingin kuberikan padamu tak lebih
  19. hanya kebencian, karena sebelumnya kau tak pernah memberiku
  20. rasa sayang dan pengertian.
  21. lagi-lagi kau menangis saat
  22. aku berjanji akan selalu
  23. membencimu, menghukummu dengan rasa bersalah dan tak akan pernah
  24. menyayangimu yang begitu mencintaiku apa adanya
  25. selama ini aku terlalu naif
  26. aku selalu mengharapkan kau
  27. menjadi milikku, ternyata itu menyulitkan, dan kini aku akan
  28. membalas segala perasaan yang telah
  29. kau berikan padaku dengan pengkhianatan serrta kepahitan yang
  30. kutuliskan dalam sepucuk surat ini.
  31. maaf, untuk tak akan pernah lagi mengatakan 
  32. aku mencintaimu.

note : aku memberi angka pada tiap baris surat ini agar kau mampu membedakan baris ganjil dan genap. dan karena kamu adalah segala yang menggenapkanku, bacalah surat ini hanya pada urutan angka genap. sesungguhnya surat ini akan menggenapkan kita berdua. <3

Senin, 21 Mei 2012

Ibuku Jelek.


"Aku ingin cantik, tapi mereka merajahku dengan perang pedang dan mesiu, menggunduliku dengan pedang-pedang keserakahan. Aku tak lagi hijau, tak lagi jingga, tak lagi biru. Kini aku abu-abu." - Bumi, Ibu Pertiwi.


"Ibu, maaf aku menangis lagi", kata langit kepada Bumi.



"Tenanglah, petir akan mengantarmu sampai kerumah ibumu, anak-anak hujan"




Hujan turun dengan deras.
Tsunami dimana-mana, banjir dan air bah datang membawa duka tak terperi.
Ibu menangis..
Matahari merajuk pada bumi.
Setelah seharian bersinar untuk menghidupi,
penghuninya tak ada yang berterimakasih.
Boro-boro berterimakasih, mereka bahkan merusak tubuh ibunya sendiri.
Ia tak mau melihat Bumi lagi.
Bumi tak cantik lagi, tak cerah lagi, tak berwarna lagi, bahkan kini berasap.
Bumi sudah tua, sudah botak.
Sepertinya sejenis penuaan dini, sebab tak ada yang merawatnya lagi.
Itu sebabnya Matahari merajuk.
Bumi sekarang jelek.


Purwokerto, 2012. Posting to Dayzmagz.

Selasa, 15 Mei 2012

B.J. Habibie, Jiwa Raga Kami.

Seorang Bapak yang mengamalkan lagu bagimu negeri.
Seorang Bapak yang siap berjuang meninggalkan anak isteri.
Seorang Bapak yang rela melihat anak lelakinya berjuang sendiri.
Seorang Bapak yang lalu dituduh "mencuri".
Seorang Bapak yang kemudian memilih untuk pergi.
Seorang Bapak yang telah merasa sakit menelan pahit.
Seorang Bapak yang pada akhirnya mengetahui,
Ia telah dikhianati
Oleh negeri yang begitu Ia cintai.
Bapak B.J. Habibie,
tertawailah jiwa raga kami.

Purwokerto, 2012

Sabtu, 12 Mei 2012

aku ingin

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada
-Sapardi Djoko Damono


Baris Kehilangan.

untuk mereka yang membela apa yang dipercayainya
untuk mereka yang kemudian dikhianati takdir
untuk mereka yang ditinggalkan tanpa sempat meninggalkan jejak

untuk mereka,
setengah tiang kukibarkan bendera
untuk mereka,
kutundukkan kepala, demi sebuah penghormatan tertinggi
untuk mereka,
malaikat menangis, iblis berduka.
untuk mereka yang jiwanya kini mati,
aku tertawa.

Jumat, 11 Mei 2012

Negeri Sejuta Narasi

aku mau menulis tentang negriku
yang menangis karena bahagia
yang permai indah dan damai
yang rakyatnya makmur sentosa
yang pejabatnya takut akan dosa
yang penduduknya ramah
yang anak-anaknya bangga akan negri sendiri
yang kaya akan hasil bumi
yang memiliki ribuan pulau
yang mengayomi sejuta bahasa
yang mendamaikan beribu suku
tapi yang aku tahu tentang negeriku sedikit..
hanya dari radio dan televisi,
sedikit bacaan koran pagi.
disana negriku tertawa, bukan karena bahagia tapi untuk menutupi rasa takut
disana terjadi banjir
disana korupsi menjadi budaya
disana ramah disulap menjadi amarah
disana kerusuhan antar ras agama dan suku bangsa merajai
disana pesawat jatuh menjadi lelucon
disana mahasiswa ditembaki
disana anak-anak disekolahkan untuk menjadi nyinyir

mungkin negeri yang kutuliskan di awal cerita hanya akan menjadi sebuah narasi, atau bahkan dongeng pengantar tidur.

Kamis, 10 Mei 2012

Masih Kamu, Di Setiap Aku.

di hela nafas yang memburu
di ribuan mimpi yang diburu
di tiap tapak langkah
di sela rintik hujan
di balik lemari kaca
di hadapan seulas senyum
di titik air mata yang tertahan
di rindu yang tercekat
di bawah selimut tebal
di atas bantal beludru
di samping guling kesepian
di kata yang tertelan
di riuh kenangan
di ramai kesepian
di seluruh permukaan cermin retak
di dalam setiap partikel darah
di bawah dahi, berjarak dua jengkal
di dalam dada sebelah kiri
jauh disana,
masih ada kamu, disetiap aku.

Senin, 30 April 2012

Ksatria Hawa

Aku akan menceritakan kepada kalian sebuah kisah yang menyerupai dongeng sebelum tidur. Kisah ini bercerita tentang seorang Ksatria yang melindungi seorang putri dari monster jahat. Hanya saja cerita ini sedikit berbeda dari biasanya. Tidak ada dahulu kala sebagai awal mula kisah ini, ini cerita seorang Ksatria dan Putri di zaman modern.
Ksatria ini tak pernah mengenakan baju zirah yang kokoh dan berkilau seperti di negeri dongeng, sebaliknya, ia hanya mengenakan selembar baju yang sederhana dibasuh tetes kristal hasil lelahnya.
Tubuhnya tak kekar bahkan penuh lemak disebagian tempat, namun tak pernah sekalipun sang putri menemukan tempat bersandar senyaman itu.
Kendaraannya bukan merupakan kuda jantan yang tegap dan gagah, namun hanya sebuah motor tua yang setia menemaninya kemanapun ia pergi.
Senjatanyapun bukan pedang excalibur milik Raja Arthur yang begitu megah, hanya ilmu pengetahuan yang tak pernah lelah ia cari hingga ke ujung dunia.
Dan sang putri bukanlah putri anggun yang penuh kesempurnaan, ia adalah seorang putri kecil yang bandel.
Tidak ada kastil megah yang indah sebagai tempat tinggal sang putri, digantikan sepetak rumah yang sederhana dan penuh tawa. 
Dan monster yang Ksatria ini lawan jauh lebih mengerikan dari yang tergambar pada buku cerita anak-anak, tidak, ia tidak bertaring dan buruk rupa. Dia adalah ketamakan, keangkuhan, kebodohan, dan keburukan hati yang terbalut rapi dalam wajah-wajah malaikat.
Tiap hari, selama 30 tahun lebih, Ksatria memerangi berbagai macam monster tanpa rasa takut, tanpa rasa lelah.
Dia berperang tanpa pamrih, meski perjuangannya tak pernah dianggap berarti oleh sebagian orang.
Tak hanya seorang putri yang ia selamatkan, tapi ratusan, bahkan ribuan orang lain putra dan putri penerus bangsa yang ia perangi monster didalam tubuh-tubuh kecil tanpa dosa.
Namun tetap, seorang putri itulah yang menjadi prioritas dalam hidupnya, yang menjadi alasan baginya memerangi sejuta monster di zaman yang modern ini.
Ksatria yang berjuang tiap hari tanpa lelah dan penuh kasih sayang kepada semua orang, ksatria hawa yang berprofesi sebagai guru SD.
Ksatria yang membuatkan bubur hangat saat aku, putri bandelnya, sakit.
Ksatria yang tak tidur saat putri kecilnya menghadapi ujian.
Ksatria yang tak pernah hilang sabar saat mengasuhku.
Ksatria Hawa ku, Ibu.

Purwokerto, 2012

Rabu, 25 April 2012

Kepada Aku di Masa Depan

Kepada Aku,
Di Tahun ke-7 setelah aku menulis surat ini.

Hai, Nia!
Masih suka bermain dengan dunia ini? Dunia dimana kamu bebas merajut huruf menjadi kata, frasa, kalimat yang menggenapi pikiranmu.
Kuharap masih, Nia. Kuharap kau tidak lantas meninggalkan kebiasaanmu menulis, karena di zamanku ini, kau tahu? Menulis menjadi satu-satu nya obat penghilang stres tanpa efek samping.
Bagaimana hidupmu sekarang, Nia?
Aku jamin lebih indah. Setidaknya sekarang ada seseorang yang selalu berada disampingmu sekedar untuk mengingatkanmu makan dan tidur.
Kau mencintainya kan? Seandainya tidak, jatuh cintalah, Nia. Jatuh cintalah sekali lagi kepadanya. Karena aku tahu, kau tidak akan sembarangan memilih partner untuk menemani sisa hidupmu.
Bagaimana aku tahu? Tentu aku tahu, Nia. Aku adalah kau dimasalalu.

Nia,
Semoga dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan dan tahun ke tahun, kau mengurangi segala kebiasaan burukmu. Di usia ini kau pasti lebih bijaksana, Nia. Tidak lagi menjadi gadis kecil yang egois dan keras kepala. Tolong katakan aku benar.
haha.. Aku tahu, sekarang pun kau sedang tersenyum, membayangkan menjadi aku dimasa sekarang. Dan memikirkan ulang, apa yang kupikirkan saat menulis surat ini.
Tertawalah, Nia. Karena memang itu tujuanku menulis surat ini.
Agar kau tak pernah lupa caranya tertawa, tak pernah lupa cara melengkung senyum.

Aku tahu, di usiamu sekarang, tidak sedikit hal-hal yang kadang membuatmu lelah. Apalagi kau seorang bidan (aku harap kau jadi bidan yang baik, mengingat bagaimana dulu kelakuanmu di smester awal, aku jadi tertawa). Dimana ketukan pintu di malam hari dan pagi buta adalah sahabatmu.
Dimana tangisan seorang anak yang baru mengenal bumi, adalah wujud sujud tertinggimu.

Dear, Nia.
Semoga selama kau menjadi bidan, kau masih idealis dan memegang teguh prinsip yang kupegang sekarang.
Jangan jadikan bidan sebagai profesimu, Nia. Jangan jadikan Bidan sebagai alat pencari nafkah duniawi. Kau bisa mendapat uang dari mana saja, tapi jangan pernah mengambil keuntungan dari menolong orang. Dari awal, kau tidak pernah takut menjadi miskin.

Tanamkan pemikiran tersebut pada anak-anakmu ya? Bila ternyata kau mencari nafkahmu dengan menjadi bidan hingga (kuharap tidak!) mengambil keuntungan dari kesusahan pasienmu, sungguh. Jangan jadikan mereka sepertimu.

Eh, siapa suamiku kelak?
Pastilah dia orang yang sangat penyabar, sampaikan salamku untuknya :)
Kurangi keras hatimu sedikit, Nia. Kau tentu ingin melihatnya tersenyum bersamamu bukan?
(aku tahu sekarang kau menaikkan alis kananmu, dan menarik sedikit ujung-ujung bibirmu)
Seperti apapun hidupmu sekarang, semoga kau tak pernah lupa bersyukur.
Aku tahu kita sedang sangat bahagia.


Regards,
Ishtar Summer


N.B : Ishtar summer? ingatkah? itu nama yang kita gunakan di zaman ini, aku tahu. kau pasti sedang menertawainya sekarang. Pertahankan senyummu, Nia. ;)

Ucapan Selamat yang Datang terlalu Cepat

Ramadhani Endah Wulansari,
Rumah dari segala berkah kemenangan, keindahan, serta sebuah benda langit yang membiaskan cahaya surya.

Kau tahu benar bahwa aku bukan perajut kata-kata yang baik.
Sebab aku hanya menuliskan apa yang kupikirkan, tanpa melebih-lebihkan.

Bagaimana kabarmu, Wulan?
Bahagiakah kamu memilih maju, melangkah jauh kedepan meninggalkan semua harapan?

Kau pilih takdirmu, Wulan.
Pria itulah yang kau pilih untuk melebarkan pintu surgamu,
menciptakan surga kecil yang sederhana namun penuh makna dan tawa.
Jalani, Wulan. Genapi nasibmu sendiri.

Kau mau tahu?
Dua bagian tubuh terjauh dan paling sulit tersentuh dari manusia itu apa?
Ya, mungkin kau berhasil menebaknya.
Yang pertama, hati.
Yang menggenapinya, otak.
Mereka berhubungan Wulan. Hanya saja, jarang sejalan. Dan terpaut jarak yang teramat jauh.
Yah jadi menurutku pejuang LDR yang sesungguhnya bukan antara dua kekasih yang dipisahkan jarak sejauh ribuan kilometer.
Tapi hati dan otak.
Sejauh apapun mereka berbanding terbalik, mereka tak pernah saling memutuskan. Mereka selalu berhubungan.

Rumit ya, Wulan?
padahal aku yakin kau pernah mengalaminya sendiri.
Pernahkah kau merasa begitu menginginkan seseorang hingga rela menggadaikan nyawamu, dilain pihak dialah sumber rasa sakitmu yang sesungguhnya?
Pernahkah kau begitu membenci seseorang karena perbuatannya, tapi tak pernah sedikitpun lepas melupakan bayangannya?
Hubungan antara hati dan otakmu itulah yang kemudian mendamaikan oxymoron tersebut.

Sekarang, percayalah padaku.
Percayalah jarak antara keduanya tak akan pernah merusak satupun jaringan tubuhmu.
Percayalah kau mampu memposisikan mereka secara seimbang.
Percayalah, tak peduli sedalam apa pisau itu tertancap, tak mau tahu sebanyak apa air mata yang telah kau tumpahkan, selelah apa kau berjuang. Tidak ada yang sia-sia.
Percayalah, bahwa hidup akhirnya harus bahagia.
Hidup adalah drama komedi yang terkadang, hanya butuh ditertawakan
Percayalah :)

Esok, dan pagi-pagi setelahnya,
saat kau terbangun dan menyadari usiamu bertambah, atau mungkin malah berkurang?
Entahlah aku juga bingung dengan konsep menambah atau mengurangi jumlah di setiap ulang tahun seseorang.
Aku harap kau terbangun dalam keadaan bahagia, tanpa pernah lagi merasa pahit.
karena cinta yang baik, meski meninggalkan luka, tak akan pernah menjadi sesal.

Adikmu,
Ishtar Summer

Mr. Knowing-All

"Benci! Benci! Benci! Aku benci kekalahan. Aku benci keadaan ini. Aku benci menjadi lemah. Aku benci, sungguh membenci hingga hilang kendali. Sangat membenci, hingga belum pernah kumerasa benci sebenci ini!"

"Bencilah keadaan ini bencilah sebenci bencinya !!! Karena dengan kebencian itu kamu akan bisa kembali berdiri tegak layaknya seorang ratu di atas papan catur."

"Benar! Aku akan membenci. Sepenuh hati. Tak akan berhenti sampai akhir! Kemudian aku akan kuat dengan kebencianku. Aku akan berdiri tegak menertawakan keadaan. Meludahi takdir. Ya, Aku akan!"


"Ya, nikmatilah kebencianmu! Untuk sekarang berdampinganlah dengan itu. Dan pada saatnya nanti biarkan kebencian akan pergi membawa seluruh beban dan air mata dengan cara yang paling indah."

Sekarang, aku menang.
Kau benar, air mata dan beban bukanlah takdirku.
Terimakasih Adityo Sandhy Putra.



p.s. : sudah benarkah aku mengeja namamu Mr. Knowing-all?

Pria Sebelum Engkau

pria itu,
pria yang menyentuh hatiku,
pria yang membuka pintunya dengan sangat lembut,
pria yang selalu tersenyum dengan tulus kini telah enggan padaku
dia telah jatuh pada seorang gadis, yang lebih dulu singgah di mimpinya, dulu ..
dia datang memberiku cinta, mengenalkanku pada bahagia, menghampiriku dengan angan keindahan
dia pergi, meninggalkan bekas luka yang dalam, amat dalam, mengajariku dewasa, memberitahuku apa itu perih
pria itu,
pria yang menyentuh hatiku,
pria yang membuka pintunya dengan sangat lembut,
kini terbang, jauh jauh jauh hingga tak terjangkau
aku kepayahan menggapainya, meminta, memohon, mengemis, meratakan harga diriku dengan tanah
bahkan menyembah
tapi dia tak goyah untuk terbang, jauh jauh jauh
semakin keras ak memanggil, berteriak, menangis, menjerit namun ia tak juga kembali
pria itu,
yang tadinya merupakan priaku
adalah dia yang tuls kucintai, selalu selalu selalu
kini pergi jauh jauh jauh

aku sudah bernyanyi tapi kau tak juga menari
aku sudah menangis tapi kau tak juga mengerti
apakah aku harus bernyanyi sambil menangis agar kau kembali ?

Aku Ishtar

akulah ishtar,
dewi cinta yang kau benci
dewi perang yang kau nanti
immortal yang kemudian mati pada hati

kau jatuh hati yang kuhindari
janji yang tak ingin kutepati
bahagia yang kuingkari

aku mencintaimu dengan hati-hati
melepaskan sayapmu untuk terbang pergi

kemudian, airmata ini kunikmati sendiri.


-IshtarSummer

Selasa, 24 April 2012

Ketika

Tanyakan pada laki-laki itu tentang duka akibat perpisahan, 
dia tidak akan menjawab apa-apa, kecuali awan mendung di wajahnya.
Tanyakan pada laki-laki itu tentang perihnya pengkhianatan, 
kau akan melihat tangannya mengepal, dan rahangnya mengeras karena amarah.
Tanyakan pada laki-laki itu pedihnya kehilangan orang yang disayang, 
dia masih bertahan dalam bisunya tapi dia akan menatap matamu tajam, 
seperti elang yang terluka.
Tetapi, coba tanyakan padanya, mengapa sudi dipecundangi cinta. 
Yakinlah, laki-laki itu pasti akan tertawa. 
Menertawakan pertanyaan mu sambil berkata, 
"Kalau kau pernah mengecap cinta, kau tak akan pernah bertanya."

pada cinta yang baik

Ayo kita sama-sama berjuang,
sampai salah satu dari hati kita kelelahan.
Aku tidak akan memaksakan diri berjuang sendirian.
Itu baru cinta yang baik.

Karena pada cinta yang baik,
kenangan setelahnya bermuara pada genangan luka yang tenang
tanpa pernah ada riuh penyesalan.

Karena pada cinta yang baik, kita akan berjalan seirama.
Saat kemudian jatuh, ia memberi ketabahan luka yang senada.

Karena pada cinta uang baik, katamu, hanyalah kebahagiaan yang menanti
untuk dikenang. Demikian, berulang-ulang.


Minggu, 22 April 2012

Eksistensi Kita

aku membenci pikiran-pikiran yang begitu lancang bersemayam
ribuan curiga berebut tempat di satu ruang bernama cemburu
membunuh rindu dengan gengsi
menjauhkan logika dan hati
sejuta percaya tak juga mengenyahkan rasa yang terus mengada-ada
amarah menjadi raja-raja, emosi menjadi dewa-dewa
sedang cinta? tak berdaya bagai rakyat jelata

disana, aku merasa kehilangan eksistensi kita.

Jumat, 20 April 2012

sebelas aku yang kau sangkal adanya

aku semesta mu yang semestinya kau peluk semesra dia,
yang justru kau abaikan, kau tinggalkan semudah luka.

aku mimpi yang kau tinggalkan semenjak kau kutunggalkan,
yang kini kau tanggalkan tanpa beban.

aku hujan yang tadinya kau tunggu tanpa henti,
yang kini datangnya enggan lagi kau nanti-nanti.

aku selembar kertas yang menemanimu tanpa batas,
yang kemudian tercoreng-moreng hingga tak berarti dan berbekas.

aku tetes kopi yang tersisa disudut bibirmu,
yang enggan kau bersihkan, enggan kau habiskan.

aku isi tinta yang tercecer saat kau mengambilnya sedikit,
untuk melengkapi puing kenang yang kau tumpah diatas kertas.

aku coretan pertama dibalik mahakaryamu,
yang kau gunakan untuk memulai, kemudian kau abai.

aku kaca jendela yang kau pandang setiap hari,
melindungimu begitu kokoh namun tak pernah terpantul di kedua
matamu bayangnya.

aku vas bunga di meja kerjamu,
menemani letihmu, menyegarkan pandanganmu saat penat enggan khianat,
yang selalu alpa kau tiup debunya.

aku empang yang setia menemani sepimu,
yang rela kau lempari tubuhnya dengan batu demi menghilangkan jenuh.

aku pintu berderak disamping kamarmu,
yang enggan kau lewati, yang setia menanti kau kembali.

Selasa, 17 April 2012

sketsa

selembar dua lembar tiga lembar serak kertas
secangkir kopi hitam tanpa tatakan
percikan tinta yang kau biarkan
di ruang redup cahaya itu kau mengenang pandang
tanganmu kokoh, tegas menggores satu-satu garis membentuk tangis
tak satu keraguan, tak satu alpapun
sesekali kau hentikan sejenak
mengambil jeda untuk mengagumi karyamu
meneruskannya, menghabiskan malammu
kemudian kau tertegun,
didalamnya ada aku yang menyembunyikan tangis
membunyikan sunyi, menyuarakan kuat, mendiamkan luka.
akulah mahakarya yang kau cipta.

Purwokerto, 2012.

pangeranku

aku pernah membaca satu puisi. entahlah ini puisi atau sajak. tulisan ini terasa sangat sendu dan menyentuh kalbu. siapapun ia yang menulis. sungguh, ia pernah merasa aku. sila membaca. :)

Pangeranku milik banyak orang,
padahal yang mencintainya benar,
hanya aku seorang.
tapi bukan berarti aku menang.
karena ia telah menjalin benang
dengan perempuan yang pertama disayang.
lalu aku disini, cuma bisa mengenang.
apa yang telah dia berikan,
cukup membuatku senang,
walaupun cinta tidak tenang
dan nyaris tak bisa dipinang,
dan membuatku seakan-akan belang

Selasa, 10 April 2012

tentangmu hari ini

Hari ini harimu.
eh aku belum menyapa ya?
aku terlalu sangsi bahkan untuk sekedar berbasa-basi, ah.
pagi !
entah saat apapun disana, aku memimpikan selalu memberi sapaan selamat pagi untukmu.
sepertinya malah terlalu banyak basa basi ya?

apa yang kau lakukan hari ini?
menyenangkan kah untukmu?
kemana saja kau hari ini?
bersama siapa saja kau menghabiskan hari ini?
kepada siapa kau ucapkan selamat pagi hari ini?
sehatkah kau hari ini?
tertawakah kau hari ini?

tentangmu hari ini, aku hanya peduli.

baiknya,

begini saja,
mari berpisah saat kita sedang cinta-cintanya,
saat sedang bahagia-bahagianya,
saat sedang setia-setianya,
agar hanya kenangan baik tentangmu yang tersisa
dan tak pernah berubah menjadi luka
meski berdua tak lagi nyata
aku dan kau bisa bahagia tanpa harus menjadi kita

Bunga Flamboyan

Senja itu
Flamboyan berguguran
Seorang dara memandang
Terpukau

Satu-satu
Daunnya berjatuhan
Berserakan di pangkuan bumi

Bunga flamboyan itu diraihnya
Wajahnya terlihat sayu
Flamboyan berguguran
Berjatuhan, berserakan

Sejak itu sang dara berharapkan
Esok lusa kan bersemi kembali

Senin, 09 April 2012

ada

Sengaja aku tersenyum.
Agar kau pikir aku percaya kebohonganmu.
Dan kau pun percaya, mengira aku tidak terluka.
Padahal luka ini selalu ada, sejak lama, terawat sandiwara.
Perihnya memng tak lagi terasa, tapi luka ini selalu ada.
Dan akan terus ada.
Kamu bahagia? tentu saja, itulah yang selalu kumau dari awal mula.
Semenjak aku kau menjadi kita.
1-0 untuk Aku.

tiga jawab yang selalu dipertanyakan.

Kau huruf mati diawal dan ditengah. aku dua huruf yang menghidupkanmu. Lalu kau dan aku bergandengan menjadi kita. cinta.

Kau huruf mati di awal, tengah dan akhir. Aku dua huruf yang menghidupkanmu. Berdua kita menemukan kehangatan dan rasa nyaman. peluk.

Kau dua huruf mati, aku dua huruf hidup. Kita berdua saling silang demi melengkapi. Bersama, kita begitu mudah jatuh dan terluka. hati.

Jumat, 06 April 2012

senja sebelum engkau

kepada engkau, perempuan setelah aku.

kau mungkin berdua dengan nya
kau mungkin mengukir senyum di harinya
tapi kau tak kan mampu menghapus aku dari lukanya

bagaimana bisa kau tertipu
oleh tangisan pilu yang sebenarnya untukku?

akulah iblis dari masalalu yang kau takuti
akulah indah yang pernah dilalui
akulah hawa dingin yang menyelimuti

sebab letusan marah yang mencemburu
sebab rasa yang tetap dingin setelah cumbu
sebab eksistensi yang masih aku

engkau telah selesai, aku tertawa.
akulah kutub tolak yang masih bergejolak,
di diri priamu.

senja sebelum engkau.

Rabu, 04 April 2012

surat si manis

sedikit hal manis yang ingin kubagi, dari seorang yang kukagumi untuk seorang yang kucintai.
surat cinta ini indah sekali, isi hati seorang suami yang begitu mencintai sang istri. hey iya, kau lebih pantas tersenyum seperti itu, nah benar seperti itu, selamat membaca :)
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu, karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti.
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati. Hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada. Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu, sayang. Namun tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih terbaik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya.
Kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku.
Selamat jalan, calon bidadari surgaku.
-BJ. Habibie-

Senin, 02 April 2012

Love is...

Saat kau merasakan sekejap yang nafsu, sekelumit sajak, dan sedikit getaran nurani..sudah..kau telah mencintai.
Dan untuk melupakan-nya, bahkan meski telah berkali-kali kau bangkit dari kubur, belum tentu kau bisa melupakan bagaimana caranya berjalan.

Love is blind. love is blend. 

Ia mencampur aduk antara realita dan imaji, antara yang aceptable dan un- nya, semua menjadi gado-gado simulakrum yang enak dinikmati.
Maka wajar ketika orang rela lebur dalam kecintaan mereka pada apapun, entah yang bernama atau tidak.
Ah, sudahlah entah apa yang kubicarakan, izinkan sejenak aku bermain kata, terimakasih sudah membaca.

namun sayang,

jikalau aku dan kau dua planet yang mengarungi angkasa,
maka cinta adalah gravitasi yang diantara aku dan kau mengisi jeda
dia menarik-narik aku ke kau, kau ke aku
dia menolak-nolak aku ke kau, kau ke aku
saat gravitasi demikian keras bergolak
aku dan kau akan menjadi tak berjarak
aku dan kau melebur jadi kita
dua yang tak terkira
entenitas yang satu
tiada aku
tiada kau
aku adalah kau
kau adalah aku
kita menjadi cahaya, energi yang memijar menerangi semesta.

namun sayang,
aku mencintaimu sepenuhnya, kau mencintaiku tak sampai separuhnya



Minggu, 25 Maret 2012

Hanya Harus Bahagia

"apa aku terlihat cantik saat menangis, hingga kau sampai hati buatku terus meneteskan airmata?"
hanya itu yang mampu aku katakan saat keingintahuanmu tak lagi meledak, saat pertanyaanmu telah terjawab dan kelemahanku tidak lagi tersembunyi, kemudian kau tak lagi mencariku.

Orang yang meninggalkanmu, tidak selalu karena ia tak cinta kamu. Mungkin ia terlalu lemah, kamu tak menguatkan, sedang cinta terasa berat.
Dan menurutku, orang sepertinya tak harus kembali, dia hanya harus bahagia. :)

Jumat, 16 Maret 2012

:))

I am me, and only me. Take me as I am or watch me as I go. I'll be the one to love you the most, but trust me...I won't be the one to stick around forever for you to realize it. I dance in the rain, and cry during chick flicks. I am a girl, I am myself, there is no changing it. Accept me, or don't. I won't change for you, or anyone else. I'm a lover, not a fighter...but I will always fight for what I love and believe in. I wish, I hope, I dream. I am a girl, living this thing we call life.

regards, 

me.

Selasa, 13 Maret 2012

Jiwa Bimasakti

Menyeberangi Andromeda yang kukenal. Saat itu kau putuskan untuk meninggalkan Ceres-mu yang menunggalkanmu. Dan, melupkan jalur intan yang pernah sangat kau cintai di cincin Saturnus-ku.

Tidakkah kau lihat awan kumulus menangisi kepergianmu?

sepertinya, tidak. :)
 
Semenjak tapakmu menjauh seperti titik gugus bintang terakhir yang tenggelam di barat samudera, kenangan tentang mu, tentang jutaan puisi yang kau cipta saat berkunjung ke bulan, tentang mimpi  penjelajah galaksi yang kau sukai, kini hilang ditelan lubang hitam di utara semesta, tempat dulunya bintang paling terang milikku mempertahankan sisa kehidupannya.
 
Kita tak lagi berada dalam satu pusat tata surya, awan teduhku tak lagi berputar. Dia bergerak sesukanya, bahkan melawan ion positif diatas gaya gravitasi bumi. Dia berduka dengan caranya sendiri. Tak mengindahkanku yang kedinginan pada malam yang tak lagi berbintang.

Aku enggan terus bersedih, Pluto menghiburku dengan menciptakan jutaan es krim yang sangat kusukai. Sedang Merkurius, memekarkan ribuan bunga untuk kunikmati indahnya dari Venus. Aku bersenang-senang seharian, sementara Vega masih memperhatikanku, berharap tak lagi ada luka di mataku. Sebab lukaku adalah darah yang mengaliri Neptunus. Tak ada yang menginginkan darahk mengotori warna agung milik Triton itu.
 
Namun saat pengawasan akanku melemah, semua tawa, canda, dan bahagia seakan sirna. Aku membebaskan diriku, bersedih sepuasnya. Dan, aku pun menangis dibalik kawah Demos yang tersembunyi.


Kemudian doa ku malam itu,

Bima sakti, izinkan aku mengembara bersama Halley melintasi gugusmu. Agar aku tahu berapa juta tahun cahaya yang kubutuhkan untuk sampai ditempatnya. Untuk kemudian memiliki bahagia yang nyata. Senyum yang sesungguhnya.
Bima sakti, aku merindukannya. Ketika melihat ruang kosong diantara Bumi dan Yupiter yang ditinggalkannya, aku tak bisa mengelak dari rasa itu. Seharusnya, dia masih disana. Semestinya, dia masih menjadi semestaku, bersamaku bermain ski di lintas cincin Uranus.

 
Dan, kau Asteroid! Mengapa kau tak bertahan ? Haruskah aku menyalahkan dua bintang yang tak sengaja berbenturan diatas mu? Padahal aku tahu bahwa kaulah yang sebenarnya membujuk meteor untuk mengejar kumbang Phoebe. Dan, saat dia melewatimu, kau terpental jauh. Harusnya kau tahu siapa yang bersalah.
 
Bima Sakti, aku mencintai Bumi. Tapi mengapa kau membuangnya ke galaksi Messier sedang kau tahu didalam sana berdiam bermacam mimpi? Ataukah karena mereka lupa untuk sekedar menjaga kita wahai hati Bima Sakti?

Putri Eris, bulan terjauh dari sang putra Bimasakti Matahari,
Dysnomia.



-Purwokerto, 2012





Tanpa Ketergesaan

Dalam ketergesaan,
aku menulis surat ini, kata demi kata tanpa sempat kurangkai indahnya
aku terlalu jauh berfikir, berharap kau lebih dari sekedar membaca
kemudian menjadi sedikit lebih peka tentang hubungan kita
Dalam ketergesaan,
aku mengeja isyarat - isyarat kita, mencerna bilamana ada yang menjadikan jeda
kemudian aku tertawa, bukan karena canda
hanya sedikit kecewa, entah kepada siapa
Dalam ketergesaan,
aku menulis pesan, berharap kau terkesan
dan ternyata ada dia yang jauh lebih dulu membuatmu terheran
Masih dalam ketergesaan,
aku memutuskan untuk berhenti peduli
dan menikmati kopi sendiri

Namun sungguh,
tanpa sebuah ketergesaan,
aku mencintaimu.

Purwokerto, 2012

Rabu, 07 Maret 2012

(tadinya) Puisi Fahri

siapa aku?
aku hanya lumpur hitam yang mendebu
menempel di sandal dan sepatu
siapa aku?
aku hanya abu yang tersapu
diantara lebam yang membiru
selepas haru yang membaru
seingat tahu yang membatu
aku?
menderu didalam kamu yang mencandu

maret, 2012

Jumat, 02 Maret 2012

k a u k a h i t u (?)

kau kah itu cahaya yang kulihat saat aku hilang arah
kau kah itu punggung yang memberitahuku bahwa bersandar rasanya senyaman ini
kau kah itu yang kemudian meredup dan menggelap
kau kah itu punggung yang melangkah menjauh
kau kah itu sungai yang mengalir dipipiku
kau kah itu lengan yang membuktikan selimut setumpuk tak mampu menandingi hangatmu
kau kah itu lengan yang kemudian mengenyahkan aku
kau kah itu tapak tangan yang mengenalkanku kelembutan beludru
kau kah itu tapak tangan yang akhirnya melambai dengan tenang

yang kemudian membuktikan pada akhirnya mampu tanpa aku,
k a u k a h i t u (?)

maret, 2012

Kamis, 01 Maret 2012

secangkir kopi pagi

secangkir kopi yang api di sebuah pagi
sekabur aku yang tersenyum kaku karenamu
dimana cinta yang dulu kau perjuangkan untukku?

akhirnya hanya akulah yang masih menunggu di ujung jalan
menuntut sebuah pertemuan
pada takdir yang kemudian enggan
bahkan untuk sekedar berdampingan

masih aku yang menyemangatimu untuk jangan menyerah
ya, itu aku yang kini kau anggap sampah
kini aku percaya
kau serupa cahaya
tak tersentuh tak teraba
terlalu nyata menusuk mata
sebagai zat yang tak kupunya

secangkir kopi di sebuah pagi
mengawali nyeri hari ini.

Purwokerto, 2012.
 


Selasa, 28 Februari 2012

sekilas

sementara kau masih terlalu lampau untuk sekedar menjadi masadepan
aku masih terlalu kini untuk menjadi masalalu mu

tentang cinta,
aku sudah menyatakan biar Tuhan menyatukan
mengaitkan takdir yang mengikatkan kita
menguatkan aku dan kamu.

tentang cinta,
aku mengarungimu, tapi kau mengurangiku.
mungkin itu sebab Tuhan mengurung niat mengarang kisah kita.

bagaimana?

bagaimana istimewanya jatuh cinta kita yang biasa
bagaimana rumitnya jatuh cinta kita yang sederhana
bagaimana jika kita tak lagi kita
bagaimana jika cinta tak lagi ada
bagaimana jika aksara enggan bicara
bagaimana jika berdua bukan takdir kita
bagaimana jika kelak
bagaimana jika esok
bagaimana jika nanti
bagaimana jika
bagaimana
ba
hagia

Minggu, 26 Februari 2012

T I D A K ! ! !

kepala berat, hidung meler, sesek, dada sakit, rasanya dingin panas.
bukan, aku bukan kena rabies.
patah hati juga bukan -___-
iya bener, saya flu.
nggak enak banget rasanya. seriusan.
mana tugas kampus numpuk. TIDAAAAAAAAK !
terus kalo ngepost giini jadi sembuh? enggak.
ya bener lagi, ga bakal sembuh juga kalo aku post di blog.
tapi yaudah si suka - suka, sekali - kali boleh dong posting sampah.

regards,
nia

kau harus tahu, maukah mau?

kau,
nurani.

aku tahu kau masih meragu
tentang aku yang mungkin masih dihatimu
tentang aku yang tak pernah malu untuk berkata mau
hanya padamu :)

tentang apa yang kau mau dan apa yang kau perlu
setidaknya, aku selalu mau tahu
aku tahu kau selalu tahu apa yang kumau
benar sekali nurani, itu kamu
kau tahu? tidak denganmu aku mampu, aku hanya tak mau
kau terlalu candu untuk sekedar menjadi penyu dihatiku

bingung? sama.

kita manusia sayang,
berdua kita mencoba bahagia
sederhana, hanya saling menjaga
saling setia kepada apa yang kita punya
walau kadang kita mesti merelakan luka yang tercipta

rindu itu masih ada, jauh didalam dada
rindu yang tercipta karena kita berdua
rindu yang tercipta karena kita cinta
rindu yang tercipta karena kita percaya
rindu yang meski terluka, akan selalu ada

kita dua rindu yang saling mengingatkan sayang
kau dengan kepergianmu
aku dengan kehadiranku
semenjak kau pergi, aku berjanji takkan pernah bermain - main dengan takdir,
karena disana, kehilangan menemukan Tuhannya.

oh ya, kau pasti tahu
meski akulah samudera yang tak kau kenal
aku pulalah samedera tempatmu pulang
tempatmu menjadikan kita
aku perlu kau untuk menjadi utuh
aku perlu kau untuk menjadi kita

kau, maukah mau?

aku,
Okkuizo Sativa

Kamis, 23 Februari 2012

atau mungkin?

sayang kau tau?
sekali saja kau sebut namanya berarti seribu jarum untuk jantungku
sakit itu akan selalu dan tetap ada, ditempat yang tak seharusnya
karena sebab yang sama

aku tak akan berjanji, hanya yang pasti
meski disakiti, aku masih akan tetap mencintai
mungkin dengan cara yang lain
seperti menanti kamu berhati - hati
dalam menjaga hati

atau mungkin karena selalu ada angan didalam ken angan,
adakah dia yang belum tercapai sayang?

Rabu, 22 Februari 2012

bukan mau kita

kau jatuh cinta yang tak kusengaja
kau bencana yang kurencana
saling jatuh cinta, bukan mau kita.

berkali - kali kita terjebak dalam pertikaian yang sama
ego dan emosi yang jadi juara
mengalahkan jumlah rindu yang tercipta dalam jeda

benar adanya bahwa cemburuku buta
tak kuabaikan curiga itu ada
namun kedua nya tak pernah mengalahkan percaya
yang kupunya sejak awal mula
hanya saja,
enggankah kau menjaga kita bersama? :(



Selasa, 21 Februari 2012

jatuh cinta kita

jatuh cinta sebelah mana yang kau anggap sederhana?
bagian aku dan kau yang menjadi kita meski tanpa kata.

kau benar,
jatuh cinta kita terlalu sederhana hingga tak perlu dinyatakan
jatuh cinta kita terlalu sederhana hanya saling merasakan.
jatuh cinta kita terlalu sederhana hingga tak perlu dibahasakan.
jatuh cinta kita terlalu sederhana bahkan hanya untuk sekedar dibinasakan.

namun sederhana, aku hanya ingin seperti mereka
merasakan cinta dalam aksara
namun sederhana, kita tak bisa karena tak biasa.

bingung? sederhana saja,
aku tidak bisa mencintaimu dengan sederhana.
karena apa?
sederhana saja, kau istimewa.

-dua penyu-

dear nurani
penyu kecilku yang telah berlari pergi.

alasan.

itu satu - satunya alasanku tetap menunggumu dalam hening
meski kadang masih disertai tetesan air bening
disudut mataku ;)

ya nurani, alasan itu sendirilah yang menjadi alasanku.
saat kau pikir aku butuh alasan untuk tetap menunggumu seperti halnya kau butuh alasan untuk melepaskanku, mungkin kau keliru.

tahukah kau nuraniku ?
penyu dilepaskan perlahan, hanya jika dia dianggap telah mampu ?
ya benar nurani, itu tugas ibuku, untuk merawatku, kemudian melepasku memilih kamu.


kau sama seperti aku.
kita, dua penyu yang mencari dimana laut dan berharap kelak bertemu.
hanya saja ombak dan karang memisahkan kita sayang.
kini kita berdua bukan lagi penyu - penyu kecil yang malang
kita, dua penyu yang telah menang menemukan laut masing - masing

akhirnya aku menang,
aku mampu mencintaimu dengan membiarkanmu senang
membiarkanku tenggelam dalam keikhlasan yang tenang.

aku merelakanmu, dalam keikhlasan yang tak terelakan.

penyu milikmu,
Okkuizo Sativa

Sabtu, 21 Januari 2012

masihkah?

Masihkah ini bernama cinta ?
Saat tak setitikpun impian itu tergapai dan aku tercampakan ke jurang yang tak berdasar ,,
Masihkah ini bernama cinta ?
Yang akhirnya sempurna menemani malamku yang paling senyap ,,
Maka , masihkah kau menyimpan rasa yang sama seperti dulu ?
Siapkah kau melangkah untuk selanjutnya ?
Atau cukup sampai disini rasa yang bernama cinta berujung ??

Arti dari sebuah rasa bernama cinta

Maaf bila telah mengganggu hari-harimu selama ini,
Aku memang tak berani bilang cinta , sebab cinta dimataku bukanlah suatu yang harus diucap
Cinta tak perlu kata atau kalimat, sebab cinta bukanlah dongeng untuk dicatat
Cinta adalah angin yang kita rasakan tanpa harus kita tahu bentuk dan wujudnya ,,
Namun satu hal yang pasti apapun darimu kau akan tetap menjadi sungai dimana inspirasiku mengalir ,,

Tiap hari, tanpa henti . .
Cinta melukaiku makin dalam
Aku terjatuh, terhempas, dan terseret di lorong ruang dan waktu
Tidakkah cinta memberi setitik kebahagiaan ?

Meskipun aku telah berusaha dengan sejuta pengorbanan ,,
Aku telah gagal membuktikan cinta itu abadi
Aku lelah jika harus terluka dalam setiap perjalanan cintaku
Haruskah aku hanya diam menunggu cinta datang menghampiri
Aku sudah cukup lelah mencari cinta,
Namun kenyataanya kutemukan bahwa cintalah yang akan mencariku

hanya sekali

Apakah Air hujan terlalu melimpah ruah
hingga bumi enggan menerima AIR MATA ku?
Gravitasi bumi bernilai nihil ketika aku ingin menangis.
Bak titik pusatnya pindah kedalam diriku & menahan airmata yg hendak terderai.
Ijinkan aku MENANGIS sekali ini saja!
Ataukah tombol fungsi menangisku telah rusak?
Ku rasa tak perlu teriak.
Ku hanya ingin terisak.
Tapi itupun seperti ku tak layak.
Hujan, berhentilah.
Beri ku giliran tuk basahi bumi.
Meskipun hanya sekali.

NURANI

untukmu
semesta nuraniku.

Rasa sayang itu tetap ada,
tak pernah peduli bengkalai yang membuatnya redam.
Jauh dari luapan yang menyertainya,
tanpa pernah menjadi dendam
Tapi dalam sisi waktu lain rasa itu terjepit,
sedikit menuai harapan yg mungkin kosong bahkan sirna.
Aku memahami sayang itu bukan untuk memiliki,
melainkan menghadirkan sosok yg selalu ada ketika dibutuhkan,
dan tetap ada ketika diacuhkan.
Mungkinkah benar alasan itu yg membuat ku tampak luluh,
hanya menatap dengan senyum, dan membiarkan mu lenyap begitu saja..
Untuk yg kesekian kalinya aku berharap bahagia mengiringi mu,
searah langkahmu maju menjauh dari jangkauanku.
Hingga saat kau tak kembali, sayang itu tetap ada.

Bingung? tanyakan pada nuranimu, nuraniku :)

semestinya aku semestanya kamu,
Okkuizo sativa

Tapak Tunggal

Aku hanya pengagum sorot mentari ketika kabut,
menikmati keindahannya meski tak tampak dari lereng.
Aku hanya mencoba menyapa guntur ketika mendung,
menantang ketajaman pedang kilat dengan senyum.
Pantaskah tapakku berbekas di tanahmu yg subur,
satu tapak tunggal yang samar terhapus angin.
Apakah mentari, guntur, kilat, tanah, dan angin itupun berbalik menyapaku ?
Sementara bayang hitamkupun enggan temani raga.

sesederhana itu.

Untuk pria yang menyimpan cahaya matahari pagi dalam namanya.
aku mencintaimu dengan sederhana, sesederhana siang yang melahap kabut.
Untuk pria yang memiliki hati serupa kabut.
aku mencintaimu dengan sederhana, sesederhana percakapan halimun kita.
Untuk pria yang datang dan pergi seperti angin.
aku mencintaimu dengan sederhana, sesederhana hembusan angin yang kau rasakan pagi ini.
Untuk pria yang selalu mencintai bau hujan dan tanah basah.
aku mencintaimu dengan sederhana, sesederhana hujan itu sendiri.

aku mencintaimu, sesederhana itu.

regards,
gadis sederhana.

cinta satu arah (tanya)

aku sayang kamu.
tiga kata dua jeda satu makna.
sesulit itukah kau mengerti? 
sesukar itukah mengartikan sejuta peduliku?
tak lagi aku menggilaimu, sudah kucukupkan dengan mencintaimu saja.
masihkah kau curiga meski kita telah sekata?

kenapa? bolehkah aku bertanya kenapa? tidak?
ya itu dia, cinta satu arah.
bagaimana bisa berdua jika cinta bukan lagi tentang kita?
ya itu dia, cinta satu arah.
kau boleh menyesal suatu hari nanti,
bukan hari ini, tapi nanti,
saat aku pergi.
saat dimana kau yang harus mengerti.


Rabu, 18 Januari 2012

S U K A

aku suka menulis, karena hanya dengan menulis aku mampu mengungkapkan yang tak terkatakan .
aku suka hujan, karena tiap tetesnya merupakan janji Tuhan tentang indah pelangi .
aku suka kopi, pahitnya menyadarkanku untuk berhenti bermanis-manis .
aku suka diriku, karena menyukai ketiganya :))

171010 hujan sore itu.

Aku Belajar

pelajaran pertama. jangan pernah membagi terlalu banyak rahasiamu pada seseorang, karena ketika ia pergi kamu baru akan menyadari bahwa separuh jiwamu ikut pergi bersamanya.
pelajaran kedua. jangan pernah berhenti peduli apapun yang terjadi.
pelajaran ketiga. memberilah sebanyak yang kamu bisa, dan jangan pernah berharap kembali.
pelajaran keempat. pahamilah bahwa sebenarnya kamu ga pernah benar-benar sendiri, Tuhan selalu ada.
pelajaran kelima. jangan takut pada uang dan kekuasaan.
pelajaran keenam. jangan bagi kesedihanmu pada siapapun.
pelajaran ketujuh. berani mencintai dengan berani.
pelajaran terpenting. jangan pernah tanya kenapa.

terserah setuju atau tidak, ini tentang aku bukan kita apalagi kalian.

sebagai

selalu saja mengawali semuanya dari pemikiran diri, entah sudah berapa kata tak pernah melihat dari sudut pandang orang lain.tiap tiap baris yang tertulis tak pernah berasal dari orang lain, selalu menuruti kehendak hati, itulah mengapa huruf tak pernah berdusta :) tulisan ku selalu mewakili siapa aku, tanpa topeng. inilah aku.
seperti hari hari sebelumnya, pagi air sinar matahari semuanya seperti biasa
tapi tidak pagi ini.
pagi ini kuawali dengan kamu air kamu sinar matahari kamu dan kamu.
kenapa ada kamu, aku juga tidak tahu, jadi jangan bertanya ;)
kita belum pernah saling mengenal, kita hanya mengetahui.
aku tau kamu, kamu tau aku. hanya itu.
tapi tahukkah kamu? kamu seperti gravitasi untuku. tak dapat ditolak. menjatuhkanku.
tapi aku tahu aku siapa :)
aku tak pernah menjadi matahari, bulan, bintang , atau bahkan bunga.
aku hanya sebuah bayangan, yang akan ada bahkan saat kau sendirian.
lucu ya mengatakan diriku sebagai bayangan sementara namaku noor yang berarti cahaya?
aku mengatakan diriku sbg bayangan karena bayangan selalu bertolak belakang dengan cahaya, tapi takkan ada tanpa cahaya.
karena sekarang kamu cahayaku, maka akulah yang akan menjadi bayangan, sampai suatu hari kau menemukan cahayamu dan berubah menjadi bayangan, aku akan tetap ada. :)

290711 . 15:41 . sebelah TV.

surat cinta pura-pura

untuk perempuan pemilik nama seindah semesta,
wulan. (@wulandhanira)

Apa kabar?
masihkah kau sabar menahan debar yang terus membakar ?
aku tahu kau tegar
kau pernah membagi pedih, menjadi peduli yang terabai
aku pun begitu, merasa sembilu hingga hati beku

untuk perempuan pemberi cahaya pada malam yang temaram,
wulan.

selamat malam,
masihkah kau bermuram saat pisau tajam menghujam dengan kejam?
aku tahu kau takkan pernah tenggelam
kau pernah bercerita tentang dua kita yang kemudian menjadi luka
tapi tidak apa, kita dua yang tak pernah berdusta

ah sudahi omong kosong ini,
setelah baris ini, aku akan mencoba menjadi kau.

Setelah kau lepaskan peluk kita, kupejam mata,
kuhitung sampai tiga, kubayangkan kau kembali tak ada seperti pada awal mula
satu.. dua.. tiga..
aku sudah menghitung sampai tiga, kenapa masih belum bisa melupa?
padahal sudah berdua, tapi masih ada dia di dada yang rindunya begitu mendera
bolehkah jadi kecewa?
salahkah bila kemudian hati mendua dan terluka?
ya itu dia.

yang dia tak tahu,
aku masih suka mengarang cerita tentang kita, dengan akhiran yang berbeda tentunya.
yang aku ingin dia tahu
apabila pada akhirnya nanti dia mencintaiku dengan sangat,
kuharap dia selalu ingat, bahwa akupun pernah mencintainya tanpa syarat
dengan rindu sebagai isyarat walau kemudian rasa itu sekarat,
dan mati diam-diam.

ah, lihatlah, baru beberapa baris aku berpura-pura rasanya sudah sangat melelahkan wulan.
tidakkah kau lelah berpura-pura tak peduli selama ini?
satu pesanku, jangan kau seperti aku, berjanji tak cemburu.
ini kataku dulu :
"mulai saat ini kau berhenti pura-pura mencintaiku, dan aku pun akan pura-pura berhenti mencintaimu"

jangan wulan !

untuk perempuan berhati kaca,
hapuslah airmata, ungkapkan dalam kata, niscaya kau akan lebih lega
percayalah :)

aku yang tak mungkin tahu rasanya jadi kau,
Nia .N. Erlyta

Selasa, 17 Januari 2012

mauku kamu mau aku

kepada kamu ,
yang tak mau tahu.

kamu! iya kamu yang baju biru!
jangan dulu berlalu, atau kamu takkan pernah tahu.
kamu! iya kamu yang cemburu!
jangan terburu, kamu tidak sedang berburu.
kamu! iya kamu yang cemberut!
jangan takut, kamu tak perlu bergelut.

kamu yang berbaju biru yang berlalu tanpa pernah tahu
kamu yang cemburu dan menyimpan rindu
kamu yang cemberut dan menahan rasa takut

contohlah aku,
selalu tahu saat kau menyapaku dengan baju biru
enggan cemburu meski begitu merindu
tak pernah cemberut meski takut kehilanganmu

kurang jelas?
aku memintamu untukku, menjadi milikku yang tak pernah berlalu.
menjadi sesuatu yang tak akan menjadi dulu.
mau?

yang menjadi selalu,
Nia .N. Erlyta

Senin, 16 Januari 2012

Tab Inner Circle

dear A,
huruf A prioritas penghuni nomor satu di tab inner circle ku.

Pak pos, sampaikan selamat pagiku untuk nya ya.

hai !
tadinya aku mau menyapamu dengan sebutan kak, tapi terdengar terlalu imut untukku.
yah itu, aku tidak imut dim, kau boleh cek avatar twitterku, cuma gadis aneh. begitu teman - temanku sering bilang.
aku yakin kamu tak mengenalku, ah yah, aku hanya salah satu dari sekian banyak followers mu di twitter.

hanya saja,
aku yang setia memfavoritkan tiap tweetmu untukku. :">
berteriak kegirangan saat kau menanggapi aku.
menunjukannya pada teman - temanku yang selalu berakhir tanya 'emang A ni sapa?'
ah bodoh sekali mereka tidak tahu A, tapi aku tahu kau slalu tahu banyak yang menyukai tulisanmu selain aku.
tertawa saat melihatmu bercanda
menangis membaca kehilanganmu.
ah aku seperti anak kecil yang terkena candu canda mu.
norak? ah cinta.
eh barusan aku menyebut cinta ya? yasudahlah, memang ini tujuan awalnya aku menulis surat ini untukmu, agar kamu tahu.
tahu apa? aku juga tidak tahu.
ah sudahlah, ayo akhiri kegaringan surat ini.

aku mencintai tiap kata yang kau tuliskan, entah di jejaring manapun itu selalu mengingatkan aku, aku tak sendirian, tak pernah benar - benar sendirian tepatnya.
aku mencintai tiap gurauan yang kau ketik, selalu menggelitik.

ya A, aku cinta tiap kata yang kau cipta !

penggemar nomor satu mu,
Nia .N. Erlyta

Minggu, 15 Januari 2012

Surat Terlambat

Untuk kasih sayang yang tak pernah terlambat,

Mungkin kau tidak akan pernah membaca ini.
Surat terlambat yang ku buat.
Tapi aku tau kau slalu tau smua tentang putra-putrimu.
Tentang rasa cinta kami yang masih kami tunda untuk mengatakannya.

Aku terlalu miskin untuk membayar kasih sayang yg memang tak kau jual.
Aku terlalu sederhana untuk menjadi kebangganmu .
Aku terlalu ingkar untuk menghargai petuahmu.
Aku terlalu bandel untuk menjadi alasan dibalik senyummu.

Tapi kebahagiaanku masih saja menjadi alasan dibalik tiap doa yang kau panjatkan, yang kau pinta pada yang Kuasa, Yang Maha Esa. Selalu bersamaku.

Dimata ku dan kedua saudara laki-lakiku, kau serupa malaikat bagi kehidupan kami, malaikat dalam wujud nyata yang selalu mendorong dan mengingatkan kami.

Kau adalah mujahidah dalam doa selepas sembahyang kami.
Kau akan diberi umur panjang, kesabaran, rizki dan kasih sayang Allah yang berlimpah.
Sebagaimana kau melimpahiku dengan kasih di waktu kecil, hingga detik ini jantungku masih berdetak.

Aku mencintai mu.
Maaf, dengan keterbatasan ku karena masih slalu membuatmu kesal.

Allah, sesungguhnya berikanlah surga kepada ibuku, kepada ibuku, kepada ibuku, ayahku..
Dan kami smua.
Amin.

Putri kecilmu,
Nia .N. Erlyta

Sabtu, 14 Januari 2012

lantas?

lagi. kau meragu atas sabarku untukmu.
ingin tahu seberapa mampu aku menunggu.
mengujinya sedemikian rupa, hingga takkan kulupa bagaimana cinta membuatku terluka.

katakanlah aku bodoh mempercayaimu,
tapi tanyakan pada dirimu mengapa masih aku alasan dibalik cemburumu.

lantas saat kau menyangkal aku, kubisikan bisik paling pedih dari segala rindu yang menggebu, maukah kau tau?

kemudian kau curiga, atas dasar apa? aturan mainku sederhana.
kau hanya perlu bahagia.
dengan siapa yang bisa mengubah air mata menjadi canda tawa. itu saja.

inilah aku ! yang tak diaku tak berhak cemburu! yang galau bebas berkicau!

kamu yang tak mau tau!







surat lamaran

kepada yth.
kamu yang berdiam
di rongga dada sebelah kanan.

Dengan hormat,
Kamu, seorang lelaki dengan senyum serenyah biskuit dan pemilik mata seindah senja menstimulasi hati saya untuk terus menyimpanmu dan mengingat senyummu dalam diam.
Sehubungan dengan hal tersebut perkenankan saya mengajukan diri untuk mengisi hari-hari di sisa hidupmu, dan menjadi  sebagian dari hati dan mimpimu.

Mengenai diri saya, dapat saya jelaskan sebagai berikut :
nama     : Nia .N. Erlyta
alamat   : Dipelukmu
status     : Berharap

Saat ini aku begitu menginginkan dan mencintai tanpa syarat.
Sebagai pertimbangan saya lampirkan :

-Daftar riwayat percintaan.

Besar harapan untuk dapat diterima oleh mu sebagai tulang rusuk yang melengkapi hidupmu dari yang terbaik hingga terburuk.
Terimakasih atas perhatian mu yang membuatku yakin menulis surat ini.

Cinta saya ,
Nia .N. Erlyta


Jumat, 13 Januari 2012

surat cinta tergesa

dear you

segala puisi yang tak ingin ku akhiri

Kepada kamu dengan penuh kejujuran
aku hembusan angin !
kepada kamu dengan penuh keheningan
aku sebentuk embun !
kepada kamu dengan penuh kelembutan
aku sekuntum bunga di taman !
kepada kamu dengan penuh keindahan
aku mencintaimu seperti angin yang membawa embun menuju kelopak bunga yang setia menghiasi taman
didalamku tertanam kamu yang jujur hening dan lembut
membaur dalam satu keindahan

kepada kamu,
maukah kamu menjadi angin yang selalu berhembus disekitarku?
maukah kamu menjadi embun yang menghiasi pagiku?
maukah kamu menjadi bunga yang mengharumkan ha(r/t)iku?
kalau tidak mau, maukah mau?

aku yang jatuh cinta dengan tergesa,
@petrichorania


Kamis, 12 Januari 2012

Jerat Keparat

kamu tidak tahu rasanya menjadi aku yang tak diaku
memburu waktu, bercumbu dengan cemburu yang terburu

kamu tidak tahu bagaimana jatuh cinta bisa terasa tergesa
merasa yang tak biasa kemudian putus asa

yang kau lakukan hanya menyangkal aku,
menyangka akan tetap menjadi kita meski dengan mereka

kita dua aku yang saling mengenal ,
mengena dalam canda,
kemudian mengenang melalui luka

sebelumnya kita pernah berbagi canda tawa 
kemudian saling memberi air mata

pada akhirnya,
karena kekalahan yang mengajariku kemenangan
kecintaanku padamu lah yang mengajariku kebencian
demi cinta yang dulu kurawat, kutumbuhkan kebencian yang sempat ku laknat
dalam pekat aku mengingat, cintaku sekarat !

huruf "A" prioritas

biarkan Aku menyentuhmu Dengan doa,
melAlui taNgan Tuhan
biarkan aku memimpikanmu hingga Fajar,
melAmpaui Jutaan rindu yAng tak teRtahan

Untuk malam ini saja, ijinkan aku menuhankan rindu
yang entah sejak kapan mulai mencemburu
bila kemudian saling sapa dan bicara tentang kita, pastikan hanya berdua
jangan ada ketiga yang merubah segala menjadi luka
Ah, cinta !