Tangis membahasa, teriak membahana, luka menjadi raja raja.
Tidak lagi aku menahan segala.
Tidak lagi sembunyi dibalik tawa.
Luka tidak pernah menjadi sebuah pilihan,
ia adalah konsekwensi dari segala apa yang telah dipilih sebelumnya.
Karena menjadi yang terkuat merupakan sebuah pilihan yang ku buat, maka berdarah
dan merasa sakit atas luka yang kau buat adalah segala yang menjadi hakku.
...karena yang terkuatpun, berhak untuk berdarah...
No(lo)vember, 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar