Aku merindukan kamu, seseorang yang pernah sangat berarti di hidupku.
Kamu adalah sumbu dari segala insprasi yang mengalir terus menerus.
Kamu pernah menjadi yang sangat aku inginkan hadirnya dikala luka menjadi mahkota.
Sampai kemudian engkau menjelma menjadi sosok yang tidak kukenal, yang membenciku dengan segenap jiwamu.
Entah darimana kau dapat benci itu, mungkin karena aku yang jahat tak mempercayai cinta yang sempat kau tawarkan. Atau mungkin karena kau memperdayai kita yang terlalu naif menghadapi takdir.
Aku takut merusak apa yang semesta telah rencanakan dalam ikatan persahabatan kita.
Bodohnya, aku tidak menyadari bahwa justru sikapkulah yag pada akhirnya menghancurkan segala yang tak pernah ada.
Kita adalah semu.
Aku tetap merindukan kamu, sebagai sahabat yang pernah kupunya.
Aku tetap merindukan kamu, sebagai cinta, yang tak pernah terjadi.
Demi benci yang semula menjadi takdir kita, kau hadirkan cinta yang seharusnya bukan kita.
Lantas kita menjadi hal yang paling sia-sia.
Jangan pernah berharap pada siapapun.
BalasHapusDi dunia ini, tidak ada orang yang bisa diharapkan.
Andakan memang ada,
aku bukan salah satu dari mereka.
Jangan pernah percaya pada apa itu kenangan.
Itu hanya iblis yang minta dipikirkan.
Tapi, jika memang kenangan itu membuatmu bahagia.
Percayalah, kamu akan lebih bahagia
jika aku tidak ada di sana.