di hela nafas yang memburu
di ribuan mimpi yang diburu
di tiap tapak langkah
di sela rintik hujan
di balik lemari kaca
di hadapan seulas senyum
di titik air mata yang tertahan
di rindu yang tercekat
di bawah selimut tebal
di atas bantal beludru
di samping guling kesepian
di kata yang tertelan
di riuh kenangan
di ramai kesepian
di seluruh permukaan cermin retak
di dalam setiap partikel darah
di bawah dahi, berjarak dua jengkal
di dalam dada sebelah kiri
jauh disana,
masih ada kamu, disetiap aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar