selembar dua lembar tiga lembar serak kertas
secangkir kopi hitam tanpa tatakan
percikan tinta yang kau biarkan
di ruang redup cahaya itu kau mengenang pandang
tanganmu kokoh, tegas menggores satu-satu garis membentuk tangis
tak satu keraguan, tak satu alpapun
sesekali kau hentikan sejenak
mengambil jeda untuk mengagumi karyamu
meneruskannya, menghabiskan malammu
kemudian kau tertegun,
didalamnya ada aku yang menyembunyikan tangis
membunyikan sunyi, menyuarakan kuat, mendiamkan luka.
akulah mahakarya yang kau cipta.
Purwokerto, 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar