kepada engkau, perempuan setelah aku.
kau mungkin berdua dengan nya
kau mungkin mengukir senyum di harinya
tapi kau tak kan mampu menghapus aku dari lukanya
bagaimana bisa kau tertipu
oleh tangisan pilu yang sebenarnya untukku?
akulah iblis dari masalalu yang kau takuti
akulah indah yang pernah dilalui
akulah hawa dingin yang menyelimuti
sebab letusan marah yang mencemburu
sebab rasa yang tetap dingin setelah cumbu
sebab eksistensi yang masih aku
engkau telah selesai, aku tertawa.
akulah kutub tolak yang masih bergejolak,
di diri priamu.
senja sebelum engkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar