Love In The Rain

Love In The Rain
...di tempat ini, hujan dinanti setiap hari...

Rabu, 22 Oktober 2014

Tiga Aku Tentang Kau

Aku menyesap sunyi dengan lahap
Di palungnya bersemayam engkau sebagai sepi yang tak pernah lenyap

Aku menelan hampa pelan-pelan
Di sudut ingatan kau mengunci desah perpisahan sebagai kenangan

Aku melayari rindu lamat-lamat
Di dermaga hatimu; aku tertambat dan engkaupun terlambat..

03:44
Hujan dan tiga kamu. 

Sabtu, 20 September 2014

Rahasia

Demi surga, hatiku,
rahasiakanlah cintamu.
Sembunyikan rahasia itu dari orang-orang yang kau temui;
Maka engkau akan memiliki keberuntungan yang lebih baik.

Jangan kau ungkapkan,
sebab kesunyian dan kerahasiaan jauh lebih baik bagi yang sedang jatuh cinta.

Demi surga, cintaku,
rahasiakanlah nafsumu.
Sembunyikan bibirmu dalam bibirnya.
Berpura-puralah itu tidak penting.

Penyakitmu adalah sekaligus obatmu,
sebab cinta bagi jiwa adalah anggur dalam gelas.

Demi surga, kasihku,
sembunyikanlah masalah-masalahmu;
Maka, jika laut harus meraung gemuruh dan langit gugur,
Kau akan selamat.

pada suatu ketika

jadi begini
aku pernah punya mimpi
jatuh cinta satu kali lalu mati

lalu begitu
kau datang pada suatu waktu
membuatku terpaku dengan satu tatapmu

kemudian di sana
aku dan kamu menjadi kita
menyulam bahagia dengan benang suka duka

pada akhirnya
saat bahagia menjadi biasa saja
saat duka tak lagi berarti apa apa
telah sampai kita pada suatu ketika
ketika mimpi sungguh menjadi nyata

aku kini mati,

...pada logika.

Minggu, 03 Agustus 2014

punya

cuma mau bersyukur,
saya mempunyai kamu. yang menerima apa batunya saya.
saya dipunyai kamu. yang nggak takut salah dan mengakuinya.
saya pun kamu, nyata. nggak takut apa-apa selama nggak percaya ketakutan itu ada.
bahagia? iya. seada-adanya. senyata-nyatanya. jadi, kenapa nggak menikmatinya saja sama-sama?
Iya, aku dan kamu punya kita. :)

Jumat, 11 Juli 2014

...katanya

Perempuan yang berhasil menjaga sifat kanak-kanak dari laki-laki akan berhasil membangkitkan seluruh potensi yang dimiliki laki-laki untuk melakukan perubahan dan tindak laku yang luar biasa.
Dukungan dari Perempuan itulah satu-satunya yang dibutuhkan laki-laki untuk mengembangkan imajinasi, semangat dan keberanian merubah dunia.

~Sudjiwo Tedjo

Kamis, 03 Juli 2014

Sampai Jumpa (?)

"Hidup di dunia maya penuh cacian, di dunia nyata rentan bentrokan, hidup di hati mu sajalah meski tersudutkan." - AMP

langit yang semula ku kira biru ternyata ia abu-abu
kutemui retakan di sudut-sudut langit kamarku
satu persatu reruntuhan itu menimpa kelambu
memaksa kepalaku mengingat sesuatu

adalah kamu
kepingan mimpi dari masalalu yang datang mengajakku kembali mencumbui dulu
hadir tanpa kumau mengaliri kembali sungai di kedua mataku

kemudian aku
sekuat tenaga mengejar waktu yang tak pernah mau menunggu

tertinggalkan aku
di kepulangan yang tiada lagi kamu.

bahagia, Miga.

Selasa, 01 Juli 2014

Menemukan Kehilangan

November.
Kita dipertemukan dengan cara yang tak lazim, dalam ribuan alunan doa tak bersuara dari sebuah kehilangan akan seorang teman, guru, sahabat, dan kekasih.
Kamu datang, membuka tangan, memelukku.
Mengangkatku dari kesedihan yang kala itu mulai menguasaiku.

Perempuan dengan bunga mawar pada namanya.
Kamu terlihat begitu ceria, padahal aku tahu, kita tengah rasakan kehilangan yang sama. Kehampaan yang sama.
Kamu perempuan kuat.
Atau berpura kuat.
Ah itu, yang aku kagumi dari kamu meski kadang kau bersikap menyebalkan dan keras kepala.
Keras kepala yang kutahu hadir karena luka-luka yang lacur kau abaikan. Persis milikku.

Kerasnya kepala kita berdua itulah yang sering kali mengantar kita pada teriakan-teriakan penuh amarah, yang ku tahu, sebenarnya karena kita telah lebih dulu saling menyayangi.

Tidak sedikit kesalahpahaman yang kemudian menjauhkan kita.
Tapi engkau selalu kembali.
Kita selalu menemukan satu sama lain.

Lalu atas hal ini dan itu, kita kembali menemui persimpangan.
Tak ada teriak, emosi, dan amarah kali ini.
Kau yakin dengan jalanmu.
Aku telah memilih jalanku

Sampai pagi ini ketika rindu tiba-tiba saja datang dengan sembrono nya.
Kucari kamu di persimpangan,
kutemukan, 
kau telah jauh melangkah 
...dan menghilang.

Purwokerto, 2014.
12:49
hujan dan setumpuk ingatan.

Senin, 30 Juni 2014

...untuk dia yang mengacuhkanmu

terimakasih.

di ujung bibirku

...telah tercipta puluhan rangkaian frasa
membentuk bisikan kasih yang tertuju satu
untuk mu

terasa ramai pikiran bersuara
kemudian tersadar hanya kepada bisu aku berbicara..

selalu keinginan-keinginan mengajakku terlelap
dalam angan semu yang gelap
kemudian tersadar hanya buta yang setia menatap..

tak pernah sedikitpun hilang lantun suara lembutmu
kemudian tersadar hanya tuli yang mendengar..

Jatuh

...dalam banyak hal termasuk cinta,
terkadang harus tetap tersimpan,
tersembunyi,
dan tertutupi oleh sebuah pemahaman.
Karena di sisi yang berbeda,
bisa jadi masih ada rasa yang tertuju sama.
Masih tersirat dibalik tudung bahasa
diselimuti ribuan rahasia.

Minggu, 29 Juni 2014

Kepada Sinistra; Kiri yang mengingatku sebagai rahimnya.

Hari sudah hampir senja waktu aku menulis surat ini untukmu, Sinistra.
Senja.
Ah, ingatkah kamu? Gara-gara senja seperti ini aku dan kamu suka membagi ini dan itu.
Ini surat kedua untukmu yang berhasil aku posting. Sedang puluhan lainnya berakhir di draft dan tumpukan buku kuliah.

Caper? Iya! Memang!!! Aku rindu perhatianmu. Perhatian yang aku tahu sebenarnya tak pernah surut hingga kini; melalui sahabat-sahabatmu.

Banyak cerita yang tentunya kamu sudah tau, ya kan?
Surat ini aku tulis bukan untuk mengeluh atau menceritakan semuanya kok, kamu tahu aku selalu lebih kuat.

Aku mau berterimakasih.

iya, terimakasih..
Terimakasih untuk kasih yang terus menerus hingga hari ini
Terimakasih untuk peduli yang tak pernah putus.
Terimakasih untuk kiriman sahabat, teman, dan guru yang lebih berharga dari apapun.

Terimakasih atas datangnya seorang sahabat yang kau kirim untuk menjagaku,
mengingatkanku bukan meninggalkanku ketika aku mabuk kesenangan,
tak menjauhiku ketika aku ketakutan dan berubah menyebalkan,
tetap bersamaku ketika aku tidak diinginkan oleh banyak orang,
menginginkanku meski tahu banyak tentang kekuranganku,
dan bersedia mencintai perubahan bersamaku.

Ah, sampai hari inipun cuma kamu yang sudah berada di sana. Di hari esok yang tak pasti.
Cuma kamu yang memohon agar kebahagiaanku tidak pergi lagi bagaimanapun wujudnya. Iya, kan?

Terimakasih, Sin.. :)

Aku mencintai kamu. Dulu dan sekarang. Nanti atau besok aku pikirkan lagi dulu. Dari dulu kita tak pernah saling mengikat diri dengan janji-janji yang belum tentu dapat kita penuhi, kan? :p


p.s: Sin, kau tahu? temanmu yang satu ini tidak menjanjikan bahagia untukku, dia bahkan tidak menjanjikan apapun. Tapi aku tahu kini ia sedang mengusahakan kebahagiaanku. Bantu kami, ya?

Salam,
Myo.

Selasa, 10 Juni 2014

Tentang Tubuh Yang Tabah

:ag

Lengan-lengan yang melepaskan diri dari pelukan
Sedang belajar saling merelakan
Seperti embun, meninggalkan dedaunan

Barangkali begitulah cinta diciptakan sebagai penguji
Sebab, bahagia, sayang; ialah sebuah kepulangan
Maka, pergilah tanpa eraguan
Berkelanalah ke tempat-tempat yang jarang terbuka; bibir, lengan, dan dada
Lalu kirimkan kepaaku sebuah kartu pos dan puisi tentang bagaimana memeluk jarak,
dan sendiri.


Selasa, 03 Juni 2014

I still dont understand love
So I cant get any closer
But why does y foolish heart keep pounding?
Im haunted by you again and again
I just cant get away, this hopeless love hurts my heart so much
going from day to night
you are all I think about.
Ah, being so pitiful and silly.
What should I do?
The day when my pain fades away, will that day ever come?
Now
just let me lie down by your side for a moment
a moment
just a moment

Kamis, 15 Mei 2014

Mesin Penenun Hujan

merakit mesin penenun hujan 
hingga terjalin terbentuk awan
semua tentang kebalikan. 

terlukis 
tertulis 
tergaris 
di wajahmu

keputusan yang tak terputuskan

ketika engkau telah tunjukan
semua tentang kebalikan
kebalikan diantara kita
kau sakiti aku
kau gerami aku
kau sakiti gerami kau benci aku
tetapi esok nanti kau akan tersadar
kau temukan seorang lain yang lebih baik 
dan aku kan hilang ku kan jadi hujan
tapi takkan lama ku kan jadi awan

merakit mesin penenun hujan 
ketika engkau telah tunjukan 
semua tentang kebalikan 
kebalikan diantara kita

Kamis, 01 Mei 2014

Yang tak selesai, yang tak tersampaikan.

...sluku-sluku bathok
bathoke ela-elo
si rama menyang solo
oleh-olehe payung mutho
pak jenthit lolo lo bah
wong mati ora obah
yen obah medeni bocah..

Masih terekam jelas lagu "sluku-sluku bathok" yang sering disenandungkan Mbah Putri tatkala aku, cucu perempuannya yang manja, mengeluh pegal-pegal karena bermain kesana kemari seharian.
Kalau sudah begitu, Mbah pasti akan mengelus kakiku sambil menyanyikan lagu tadi, dilanjutkan dengan menyisiri rambutku dengan serit kesayangannya sampai aku tertidur.
Ah.. betapa aku sangat merindukan ritual sebelum tidur itu.

Mbah Putri..
Beliau perempuan yang begitu kuat.
Sosok yang tak pernah mengeluh tentang apapun.
Sosok yang dengan keras mengajariku tentang keputrian (dan selalu aku abaikan karena kebandelanku)

Lima tahun terakhir, beliau mulai berubah sikap;
Tidak mau tidur jika tidak aku temani,
Sering beliau terbangun tengah malam, dan merengek minta disuapi makanan.
Memanggil-manggil namaku, padahal aku tengah berbaring di sebelahnya.
Menangis seperti bayi, ketika keinginannya tidak dipenuhi.
Menggenggam tanganku sampai tertidur karena takut aku akan meninggalkannya saat ia terlelap.
Memintaku mengusap punggungnya yang pegal karena terlalu lama berbaring.
Betapa aku pernah mengingat itu semua sebagai suatu hal yang menyebalkan, menuduhnya manja dan penuntut, menghakiminya seolah aku tahu rasanya menjadi beliau dan bagaimana seharusnya aku bersikap.

Sungguh, betapa aku menyesal pernah mengingat kekesalanku tanpa sedikitpun mengingat tangan rentanya yang senantiasa mengusap rambutku hingga aku tertidur.
Mengajakku jalan-jalan meski beliau tak lagi muda.
Membelikanku jajanan pasar yang tak pernah kuhabiskan.
Mengenalkanku pada teman pengajiannya sebagai cucu kebanggaan.
Memintakan maaf kala kenakalanku menyakiti hati orang lain.
Membelaku bahkan ketika jelas aku yang bersalah.
Memanjakanku dengan segala kesederhanaanya..

Mbah Putri..
Tulisan di atas aku buat empat tahun lalu, di hari mbah akhirnya pergi tanpa menungguku pulang studi. 
2 Mei 2014 
Aku tidak menangis hari itu. 
2 Juli 2018
Aku kangen, Mbah. 

Minggu, 30 Maret 2014

belajar

 Aku belajar
diam
dari banyaknya bicara
     Aku belajar
     sabar
     dari satu kemarahan
Aku belajar
mengalah
dari satu keegoisan
     Aku belajar
     menangis
     dari satu kebahagiaan
Aku belajar
tegar
dari kehilangan
Hidup adalah pembelajaran

Belajar
bersyukur
meski tak cukup
     Belajar
     ikhlas
     meski tak rela
Belajar
taat
meski berat
     Belajar
     memahami
     meski tak sehati
Belajar
sabar
meski terbebani
      Belajar
      setia
      meski tergoda
Belajar
memberi
meski tak seberapa
      Belajar
      mengasihi
      meski disakiti
Belajar
tenang
meski gelisah
      Belajar
      tersenyum
      meski hati terluka
Maka yang kutahu pembelajaran itu indah

~Sayyidina Ali Bin Abi Thalib

Rabu, 19 Maret 2014

Sebuah Pembelajaran

A: Makanan udah siap nih, ayo semua makan!
B: Ayoo.. Berdoa dulu! Yuk salah satu pimpin doa.
C: Berdoa mulai..

*A, B, C, berdoa*

B: Selamat makan!
A: Loh, doanya belum diselesaikan kok udah selamat makan?
C: Sebab doa untuk hal-hal baik tidak akan pernah selesai :)
B: Yup, sama halnya dengan usaha, kita juga tidak berhenti berdoa. Hanya menunda sebentar. Udah ayo makan!
A: ... :)


Pada Suatu Siang , di Kontrakan Cemara. :)
170314

Rabu, 26 Februari 2014

Kepada Pohon Beringin

Untuk respati yang telah tumbuh dan mengakar di hatiku,
Senja itu kau datang memberitahuku bahwa kau kini bersemayam pada bakal pohon beringin kecil di depan pintu garasi rumahku. memang benar ada sebuah bakal pohon beringin kecil yang mulai tumbuh, yang pada pagi sebelumnya tak ada. batangnya meliuk persis lekuk rambutmu, akarnya menjalar masuk ke dalam rumah.
aku tak pernah menyapa pohon itu, tak pernah juga kuperlakukan dia layaknya aku memperlakukanmu. tapi entah bagaimana caranya, pohon itu tumbuh seiring aku memejamkan mata di malam hari; tumbuh terus menerus sepanjang pencarianku atas dirimu. akarnya semakin merasuk kedalam tegel rumahku, saat namamu kurapalkan di sela-sela doaku yang gagap. pohon itu terus menerus tumbuh.
“tiada yang lebih melelahkan dan menggetarkan selain menempuh rindumu.”
sampai pada saatnya, aku terbangun di pagi hari dan tak kutemui pohon itu lagi. tercerabut tuntas dengan seluruh akarnya. kupikir kau telah terbuang oleh para pemuda yang sedang kerja bakti. atau diambil oleh kolektor tanaman hias yang iseng. 
..atau pohon itu memang meniatkan pergi begitu saja.
lalu segera setelah itu, kudengar langkahmu perlahan-lahan meninggalkan mimpi dalam tidur malamku.
“apakah aku yang terlalu mudah merindukanmu, ataukah kau yang begitu jauh untuk kurengkuh?”

Minggu, 23 Februari 2014

Jingga

Jingga..
Tetaplah engkau disini
Terjaga di satu sisi jiwaku
Menangguhkanku, bebaskan ruang dan waktu
Temani aku dalam rapuh hati
Tak semudah lamunanku
Menjelma dalam hasrat

Jingga..
aku telah terpikat
Akankah gundah ini terobati bila ku memilikimu?
Biar rinduku ini tersembunyi dari keramaian imaji cintaku
Sudah kuputuskan untuk menjaga bentang hati
Teduh terpijar dan terlindung bayanganmu

Jingga..
Suara hatiku biaskan bayangmu
namamu redakan resahku yang takut kehilangan dirimu, Jingga.

Sabtu, 22 Februari 2014

Mantra Kebalikan

aku tidak merindukanmu
aku sangat merindukanmu
  
rindu sesak. memelukku seperti pakaian sempit yang basah. darinya ada yang menetes netes ke lantai dan memantulkan wajahmu ke mataku.
aku ingin kau pergi.
ruang kosong di hati membiarkan rindu berlarian di kepalaku. mencari cara tuk menyeka air matamu. lalu tak mampu selain hanya membisu meniru gerak bibirmu.
tolong, jangan pergi.
 
kau pergi tanpa lambaian tangan. katakata hanya terbendung sampai kerongkongan berupa ramuan mematikan berisi amarah dan harapan. benih yang kecil.
ada yang diamdiam menyiraminya setiap hari.

aku selalu disini. mencoba menjejal dengan ingatan. ribuan aksara tentang silam, ingin kurengkuh namun hanya bisa diam ,ingin, dan tak mampu menyiratkan. lalu kita sama sama mencoba menzabur kenangan. saling mencoba melupakan, aku kangen.

jangan!

sendiri menatap bunga yang mulai layu, dibawah rintik hujan yang mengetuk jendela dan tak henti hentinya kuhitung rinainya. hingga berdebu. bunga itu kini menjadi sebatang bambu, aku temukan dirimu entah berapa lama.


hari ini ada yang nakal memoles dinding di hadapanku dengan kilasankilasan peristiwa. dengan bintangbintang buram yang sempat menjadi kawan tidurku, ketika aku sedang ingin berpurapura berbaring di bawah langit malam sambil menggenggam tanganmu yang hangat dan penuh merungkupi jemariku.

mungkin sudah habis lelahku menunggu kamu entah siapa yang pergi dan siapa yang kembali. aku mencintaimu. dalam ruangan yang pernah ada kamu. tersenyum tertawa, meninggalkan bekas tegas keberadaanmu. sepi ini merasuki nadiku yang kini kosong tanpamu.
 
ini bukanlah sesuatu yang kuharapkan. berdiri lagi di depan perapian, kaki kanan sudah menyentuh api, kaki kiri mengikuti. kemudian perlahanlahan aku habis ditelannya. ditelan panasmu.
ada harapan harapan tertentu yang mampu membunuh.

menginginkanmu kembali adalah diantaranya



Rabu, 19 Februari 2014

Kepada Ketidakmungkinan

Kepada Ketidakmungkinan,

Bagaimana keadaanmu? Masihkah tegak berdiri di atas keyakinanmu yang menjatuhkanku?
Kamu gagal menunjukan keeksistensianmu, sedang kepala masih saja menjadi si pandir yang merasa pintar menghadapi proses yang kukira engkau, namun ternyata menjadi sebaliknya.
Pernah kepala begitu keras menyangkal keberadaanmu, kukatakan padanya agar terbangun dari tidur panjang.
Tapi kenyataannya justru akulah yang kau bangunkan.
Keangkuhan telah menamparku begitu telak.

Pada akhirnya aku menyadari, keberadaanmu ada justru ketika aku kehilangan diriku.

Mulai hari ini, kau terhapus. Tak ada lagi kamu dalam kamus kosakata di kepala.

Salam,
Harapan

Selasa, 18 Februari 2014

Tiga Detik

Kepada  Tuan dengan Keberanian pun Ketergesaan yang Menyenangkan.

Terimakasih telah menciptakan tiga detik paling absurd dalam hidupku. Ya, tiga detik pertama dan kuharap terakhir di hidupku dimana aku memiliki keinginan untuk mencium bibir yang sama  sekali asing dan sedang bercerita panjang lebar tentang perjalanan hidupnya di depanku.
Tapi untunglah aku tidak seberani engkau.
Jadi menetaplah kau tiga langkah di belakang garis, Tuan.


Salam,
Pendusta yang Kau Percaya. ;)

Sabtu, 01 Februari 2014

Surat Al-Fatiha di hari ke-72

Sudah 72 hari berselang setelah kepulanganmu yang abadi, aku sempat memutuskan untuk berhenti membagikan tentangmu kepada mereka yang tidak tahu. Menyimpanmu sebagai cinta rahasia yang hanya kusampaikan pada Sang Maha Cinta dalam doa-doa rahasia pabila rindu datang dengan buru-buru dan tak tahu malu.

Tujuh puluh dua hari, dan tidak satu haripun aku mengalpakan namamu ketika bercengkrama dengan Sang Pencipta. Entah sekedar menanya kabar, atau meminta aku baik-baik saja agar tetap bisa menanyakan kabarmu setiap hari. Sering, aku ingin mengingatkanmu makan seperti dulu kau tak pernah lupa mengingatkanku makan melalui pesan-pesan singkatmu, lalu kemudian ingat, kau tak butuh makan lagi. Kau bahkan tak butuh apa-apa lagi karena segala yang kau butuhkan pasti telah dipenuhi-Nya, bukan? 

Baru hari ini, setelah 72 hari kau meninggalkan yang fana, setelah euforia tentangmu nyaris menghilang dari tempat yang pernah mendekatkan pikiran kita lewat kata-kata, aku mulai kembali menyusun kamu sebagai semesta kata.

Banyak sekali yang ingin kusampaikan padamu,
maka selama 30  hari ke depan, biarkan aku menceritakan beberapa hal tentang kita, serta betapa banyak perubahan yang kau bawa pada semestaku yang biasa.

Pada akhir setiap surat yang kutulis, akan ku sertakan surat Al-Fatihaa agar setiap mereka yang membaca suratku, turut mendoakanmu, Muhammad Arfandi. (@toiletcafe)


Al fatihah ilaa hadlroti khususson Muhammad Arfandi wa ilaa hadlrotin Nabiy Sayyidinaa
Muhammadin SAW. Syaiulillahi lahum bisirril faatihah.
  
Bismillaah ar-Rahman ar-Raheem
Al hamdu lillaahi rabbil ‘alameen
Ar-Rahman ar-Raheem Maaliki yaumid Deen
Iyyaaka na’abudu wa iyyaaka nasta’een
Ihdinas siraatal mustaqeem
Siraatal ladheena an ‘amta’ alaihim
Ghairil maghduubi’ alaihim waladaaleen
Aameen



Hanya ini yang mampu ku usahakan sebagai wujud terimakasihku atas cinta tak berkesudahan yang bahkan terus kau alirkan sampai hari ini..


Pada hari ke 72 ini, dan untuk 30 hari kedepan, aku memutuskan untuk tidak lagi mencintaimu secara rahasia, Sinistra.


Myo.