Kepada Ketidakmungkinan,
Bagaimana keadaanmu? Masihkah tegak berdiri di atas keyakinanmu yang menjatuhkanku?
Kamu gagal menunjukan keeksistensianmu, sedang kepala masih saja menjadi si pandir yang merasa pintar menghadapi proses yang kukira engkau, namun ternyata menjadi sebaliknya.
Pernah kepala begitu keras menyangkal keberadaanmu, kukatakan padanya agar terbangun dari tidur panjang.
Tapi kenyataannya justru akulah yang kau bangunkan.
Keangkuhan telah menamparku begitu telak.
Pada akhirnya aku menyadari, keberadaanmu ada justru ketika aku kehilangan diriku.
Mulai hari ini, kau terhapus. Tak ada lagi kamu dalam kamus kosakata di kepala.
Salam,
Harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar