Merindukanmu itu seperti menulis sebuah cerita cinta balada.
Singkat, lalu berakhir dengan koma.
Merindukanmu itu seperti tersandera oleh waktu
Membuatku menangis lalu melompat kegirangan tanpa alasan pasti.
Anomali,
keanehan demi keanehan lain yang biasa didapat dari hati untuk kemudian dimaklumi.
Pernahkah suatu kali kau mencoba singgah, sebentar saja, di
remang-remang malam dan berdiskusi dengan banyak persepsimu tentang
aku yang bahkan tak pernah kau tahu?
Semestinya cinta lahir dari sendu serta lirih kesepian, bukan dari gelegar cumbu.
Suatu kali yang lain aku coba untuk berkompromi, dan kau ada di sana.
Meminta untuk digenggam dan dibawa berlari.
Ada dimana usapan sayang yang dulu kau kandung dan menjadi jadi candu egoku?
Ada dimana pengertian tak pada tempatnya yang kadung membuatku menjadi monster untukmu?
Ah, cuma kau yang ada di sana, di hari esok yang tak pasti.
Cuma kau yang memohon agar kebahagiaanku tidak pergi lagi..
#21
Juli, 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar