Kepada S,
Senja yang kunanti tiap hari.
Senja ini bukan milik kita..
Bagaimana harimu disana? Masihkah kau memeluk diri sendiri saat lenganku tak mampu menggapaimu?
Aku masih S, meski kadang ucapku berkata tidak, jauh didalam sini, aku merasa kau memelukku, peluk terjauh yang membuatku nelangsa.
Berbahagialah S,
Walau hanya dengan sedikit peluk hangat yang kita punya, ingatan tetap saling tergenggam, meski jarak, dengan begitu kejam merajam.
Demi rindu yang menggebu menuntut temu, aku mengukur detik waktu, engkau mengukur kilometer jarak, kita, sepasang rindu yang tak tahu malu.
Dear S,
Jika kau keluar rumah dan hujan terasa dingin menyentuh kulitmu, barangkali tiap tetesnya mewakili rinduku yang kerap tak tersampaikan.
Kepada kamu,
Rumah yang tiada lain.
Tetaplah hangat. Karena sesungguhnya doaku selalu memelukmu melintasi ribuan jarak kilometer yang terbentang diantara.
Tidak apa jika kali ini senja bukan milik kita, sayang.
Karena jauh di relung hati yang paling dalam,
Aku percaya;
Jarak -- bukan musuh yang harus dibenci, tapi teman yang mengingatkanku, bahwa setelah mengenalmu, ternyata rindu bisa jadi semenyakitkan ini.
Percayalah, seberapa banyakpun jumlah kilometer jarak yang ada diantara kita;
aku akan tetap mencintaimu tanpa jarak.
Peluk Jauh,
Kesayanganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar