"calm smile heart eyes closed kiss god light pray pocket photo piano places"
"tiga, dua, satu.
kuhitung mundur dan kubuka mata, lalu kita kembali tiada seperti pada awal mula."
Masih jelas dalam ingatan, senyum yang kau lengkungkan saat kita bertatapan beberapa pekan lalu. Senja itu kita sama-sama sedang berada di dalam sebuah kafe. Aku dengan kopi panasku. Kau dengan kopi dinginmu. Kita memang berbeda, kau suka kopi dingin dan manis persis seperti senyummu, manis dengan samar rasa getir di dalamnya. Tapi senja itu, aku tidak memahaminya ketenangan yang menyembunyikan cemas membunyikan hujat pada Tuhan.
Sedangkan aku, aku penggemar kopi hangat yang terasa sedikit pahit. Rasa pahit menyadarkanku untuk tidak terlalu terlena bermanis-manis untuk kemudian terluka. Menurutku manis tidak realistis.
Kecuali ciuman yang kita dapat dari mencari dan mencuri waktu pada penghujung hari dibalik cahaya senja.
~281112
Hari ini kau pergi.
Dengan selembar foto dari saku celana. Bunyi tuts piano.
Aku melanjutkan cerita. Menyelesaikan paragraf tentang kita.
Tersenyum sendiri. Menutup hati. Berdoa.
Rasa kopiku sedikit berubah.
Entah karena salah takar atau lidahku terbiasa menyesap manis bibirmu.
Hambar. Seperi debar yang kini ngabar tanpa ada kabar, walau kutunggu dengan sabar.
Ku balik lembar..
Selamat tinggal.
~200512
Tidak ada komentar:
Posting Komentar