Hujan senja ini dan cahaya matahari yang seakan acuh itu masih memainkan lagu tentang rindu.
Aku mengenalnya sebagai desau angin yang ku kira engkau.
Kemudian kenyataan meneriakiku dengan suara parau.
Bukan engkau melainkan sendu.
Rintik air langit mengenai wajahku satu-satu
Sebagai pengingat pilu yang memaksa lidah menjadi kelu
Segala cumbu rayu dan sikap malu-malu
Berubah menjadi cemburu yang kini berlalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar